Tulisan Pengantar
[BAGIAN PERTAMA]
Oleh ALI ROMDHONI MA
Beberapa tokoh nasionalis yang dimiliki bangsa Indonesia dipahami secara keliru bahkan oleh masyarakat bangsanya sendiri. Hal ini akibat dari keberhasilan rekayasa penjajah Belanda yang menyebarkan cerita dan fakta keliru terhadap tokoh-tokoh nasionalis pribumi yang diidentifikasi bisa membahayakan posisi kolonialis itu. Tokoh seperti Kiai Haji Ahmad Rifa’i (m. 1875) dari Kendal, Ki Samin Surasentika (m. 1914) dari Blora, dan Kiai Madrais (m. 1939) dari Cigugur, Kuningan merupakan nasionalis, namun karena sejarah dia dipahami secara keliru dan dimusuhi oleh komunitasnya sendiri.
Tulisan ini ingin menyuguhkan sosok Kiai Madrais, pemikiran dan ajaran luhurnya, serta kondisi sosio-kultural yang membentuk kepribadian dan cara pandang yang dia miliki. Selain itu juga ingin menunjukkan bahwa pemikiran tokoh ini masih relevan untuk mengkritik cara-cara dan pemikiran kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan beragama. Madrais merupakan salah satu nasionalis tulen yang pernah dimiliki bangsa ini, namun karena sejarah dia pahami sebagai pengajar aliran sesat.