“Urip mung mampir ngguyu,” seingat saya adalah celetukan yang dipopulerkan oleh seniman Butet Kertarajasa yang kira-kira terjemahannya adalah “hidup hanya numpang ketawa.” Jargon ini juga dipakai jadi judul buku yang sama dengan judul lengkap “Urip Mung Mampir Ngguyu: Telaah Sosiologis Folklor Jogja” karya DR Sidik Jatmika, M.Si. Siapa yang lebih dulu menggunakannya, saya tak paham, entah Butet atau mungkin DR Sidik yang meminjamnya. Atau keduanya hanya ikut mempopulerkannya. Konon, jargon ini adalah plesetan dari ungkapan senada yang sudah lebih dulu populer, “urip mung mampir ngumbe,” alias hidup cuma numpang minum.