Saya berangkat, dari tempat kos saya di Slipi, tanpa terlalu banyak pretensi. Saya pernah mendengar nama Sitor, dan setau saya, dia lebih banyak menulis puisi ketimbang menulis prosa. Dan benar saja, dari buku kecil yang saya dapatkan saat acara, tertulis biografi Sitor yang mentereng: puluhan buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen, esai, drama, hingga risalah politik. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dari Inggris, Belanda, Perancis, China, Jepang, Jerman, hingga Rusia.