Sore itu,
Kau datang dengan senyum manis yang memburu
Mengajakku berlari mengejar bayang-bayang senja.
Kau melintas didepanku
Begitu cepatnya
Hingga bulir-bulir kabut tercerai berai
Aku mengejarmu terengah-engah.
Hingga tiba di penghujung jalan
Tepat di tepi muara sungai berwarna hijau dedaunan.
Petualangan kita,
Bukan tentang kita menjadi apa,
Bukan pula kita akan kemana,
Tapi bagaimana kita memulai menulis apa yang hendak tertakdirkan.
Tahukah Kamu,
Senyum yang sekali itu saja terlanjur Kau lepaskan, pun terlanjur Aku dedahkan,
Melekat kuat dalam ingatan,
Dan kini ia beranak pinak
Menjadi semacam candu tak henti-henti
Dan rindu tak pernah usai
Penajam Paser Utara, 18 Februari 2024
Ali Musri Syam Puang Antong