Aku menakar wajahmu penuh duga
Bahwa merahnya tetap seperti Humaira
Senja yang jingga kemarin tiba
Bahkan tak mampu menyandingnya
Pengembaraanku kali ini
Lebih cepat dari biasanya
Ingin Kutemui pemilik wajah
Sebelum pagi beranjak pergi
Kutulis sajak ini sebagai penanda
Bahwa kemarin adalah kisah
Jantungku tak cukup kuat menahan debaran
Aku ingin kita kembali mengulang
Hujan semalam meluruh alam
Sepanjang jalan tanah-tanah menjadi basah
Sesaat mentari menampakkan wajahnya
Nampak gugusan pelangi di mata
Sajak ini seolah tak pernah selesai
Seperti pertanyaan-pertanyaan rindu tak kau jawab
Tetap saja terus kutulis
Meski waktu menjelma rahasia
Pagi setelah hujan
Mendermakan dirinya melamban
Ia membaca segenap pikiran
Begitu kuat bertahta kerinduan
Penajam Paser Utara, 7 April 2022
Ali Musri Syam Puang Antong