Seperti hujan selalu dirindukan para petani,
Pada musim setelah tanam.
Demikian juga para perindu,
Begitu gigih menanti rinainya.
Seperti itulah Aku
Menjadi petani sekaligus perindu
Bagi dirimu yang penuh gerimis
Ada yang merindukan kemarau
Sebab ia menunggu pohon-pohon kehausan
Hingga daun-daunnya berguguran
Mencium tanah-tanah kering
Adalah akar-akar pokok dalam tanah
Hendak menghisap aroma dedaunan; menjelma humus
Lalu diserap sekujur tubuh pohon itu
Hingga muncul kuncup-kuncup baru
Bertunas, lalu rindang kembali
Seperti itulah Aku
Menjelma akar tak terlihat
Sebab rindu adalah pengabdian rahasia
Penajam Paser Utara, 14 Maret 2022
Ali Musri Syam Puang Antong