Gus ...
Aku tak tahu apakah Aku merindukanmu atau sekadar mengingatmu
Tapi Aku merasa Kami membutuhkanmu saat ini
Bangsa dan negara ini sedang sakit
Dan Aku yakin Engkau penyembuhnya
Komplikasi akut bangsa ini:
Wabah penyakit berkembang biak
Korupsi merajalela
Kolusi menjadi - jadi
Nepotisme mendarah daging
Kejahatan sosial menyeruak
Keragaman terpecah
Anak - anak bangsa tersekat - sekat
Gus ...
Aku tahu Engkau penawarnya,
Obat paling mujarabnya ada pada lisan dan hatimu
Lalu kemana harus kucari sosok penggantinya
Tak ada tabib, dokter, paramedis yang mampu menakarnya
Yang ada adalah seperti orang - orang sok pintar dan bijak,
Tokoh - tokoh tidak layak jadi panutan,
Yang tak tahu mencari jalan keluar terbaik
Dari zaman serba tak pasti ini
Gus ...
Harus kah Aku berdoa
Agar Tuhan mengirimmu dalam wujud lain, wali misalnya, imam contohnya
Jika demikian kiranya
Aku akan mengajak keluargaku, teman - temanku, saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air
Yang punya tekad dan idealisme sama
" Bhinneka Tunggal Ika "
Untuk berdoa secara khusyuk agar Engkau bereinkarnasi
Mewujud kembali dalam sosok baru dan paripurna
Penajam Paser Utara, 07.09.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Persembahan Hari Lahir Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, 7 September 1940