Pagi hari, sesaat setelah mata terbuka
Kau mengajakku minum kopi; dua cangkir kopi telah tersedia
Siang hari, sebelum bayang-bayang benda menjelma setengah
Kau mengajakku minum kopi; kali ini secangkir untuk kita berdua
Sore hari, sebelum magrib bertandang
Kau mengajakku minum kopi; secangkir kopi kita seruput bergantian
Malam hari, setelah yang terdengar hanya suara angin
Kembali kau mengajakku minum kopi; tanpa gula, katamu; agar aku kuat menantang zaman
Kopi telah menjelma fardu pada diriku
Seperti dirimu telah mewujud darah bagi tubuhku
Kopi telah menjadi candu bagi tubuhku
Seperti dirimu telah mengejawantah dalam pikirku
Kopi telah akrab di bibirku
Seperti kecupan lembut senyumanmu
Kopi telah sempurna menawan gigilku
Dari kehangatan lembah dan gunung dalam kekuasaanmu
Penajam Paser Utara, 08.06.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
KEMBALI KE ARTIKEL