Kota-kota terlewati
Dalam perjalanan hidup
Jalan-jalan aspal mulus
Jalan-jalan beton lasuh
Jalan-jalan tanah berdebu
Kota-kota ku lalui
Hingar-bingar kehidupan
Rumah-rumah tinggal
Kantor-kantor pekerja
Ruko-ruko niaga
Kota-kota menenun masa
Dengan atap-atap rumah menua
Tiang-tiang listrik berkarat
Sepanjangan selokan tersumbat
Zebra cross yang memudar
Kota-kota mengepalkan eksistensi
Para pekerja berpakaian rapi
Kemeja mewah berdasi
Di atas pacuan kuda besi
Tak basah oleh hujan, tak panas terik mentari
Kota-kota menghardik posisi
Para pekerja berpenampilan lusuh
Pekerja serabutan, pekerja pinggiran;
Buruh, pedagang emperan, penjaja makanan
Pemulung, sopir, segala tukang
Kota-kota terus melaju dalam zaman
Bergiat dalam karya
Orang-orang tenggelam dalam pencarian;
Perihal menumpuk pundi
Bertahan hidup, menunda mati
Kota-kota mengasuh dalam buaiannya
Membelai hasrat orang-orang kaya
Mengubur mimpi orang-orang jelata
Mengajariku tentang kejam dunia
Ku tuliskan dalam sajak sederhana
Samarinda, 7 Agustus 2020
Ali Musri Syam Puang Antong