Hansje Görtz (34) pernah bekerja 2,5 tahun sebagai pengasuh anak Pangeran Willem-Alexander dan Putri Máxima. Ia sendiri menyebut masa tugasnya di keluarga kerajaan Belanda itu ‘mahkota’ perjalanan karirnya. Pendidikannya ditempuh di Norland College, Inggris. Lembaga ini sejak 1892 mensuplai fulltime nanny bagi keluarga-keluarga ningrat. Mulai penghujung 2007 lalu Hansje resmi memimpin Görtz & Crown, pionir akademi pengasuh anak di Belanda.
Kira-kira 2006 silam, Hansje mendapat ide untuk mendirikan sekolah pengasuh anak. Sewaktu masih bekerja di Villa Eikenhorst—kediaman Willem-Alexander dan Máxima—seringkali orang menanyakan apakah ia mengenal pengasuh anak lainnya. “Saya seperti menjadi perantara dan ternyata pangsa pasarnya ada. Setelah mendapat pengarahan dari seorang penasehat finansial, saya memutuskan untuk memulai lembaga pendidikan bagi calon nanny,” ungkap Hansje.
Akademi ini menempati sebuah kastil tua di kota Oegstgeest. Beberapa pekerja terlihat sedang membenahi menara puri tersebut. Hansje berangan-angan ingin menjadi Business Woman of The Year. “Impian tak mengenal batas, tetapi setidaknya langkah pertama untuk mendirikan sekolah nanny sudah terwujud,” ujarnya. Bukankah referensi dari keluarga monarki banyak memudahkan impiannya? Tak semua orang punya kesempatan emas seperti Hansje.
“Tahun terakhir di Villa Eikenhorst sebenarnya saya sudah tidak terlalu aktif bekerja karena persiapan pembukaan akademi ini. Untungnya, Pangeran Willem-Alexander dan istrinya tidak keberatan. Mereka sepenuhnya mendukung saya. Referensi dari mereka cukup banyak membantu, namun keputusan final bukan berada di tangan mereka. Bantuan dari semua pihak saya terima dengan tangan terbuka, tetapi saya pribadi pun harus berjuang dari bawah,” tambah Hansje sembari tersenyum dan mengepalkan tangannya.
Ia menerangkan pilihan nama perusahaannya, “Mungkin sebagian orang menghubungkan Görtz & Crown dengan pekerjaan terakhir saya di Villa Eikenhorst. Saya ingin sebuah nama yang mudah diingat orang. Kata nanny sengaja tidak saya pakai karena di masa mendatang ada kemungkinan untuk mengembangkan aktivitas lain di akademi ini. Saya berambisi untuk menyediakan paket lengkap. Mulai dari perawatan kaum lansia, asisten rumah tangga dan supir, hingga mengurus hewan peliharaan.”
“Bukan tak mungkin jika perusahaan saya dapat berkembang secara internasional. Tidak saja kedutaan-kedutaan dan perusahaan-perusahaan di Belanda, luar negeri pun mulai melirik kami. Seperti reklame dari mulut ke mulut,” lanjut Hansje. Juni 2007 lalu, ia resmi berhenti bekerja di Villa Eikenhorst. “Tentu saja saya rindu bocah-bocah itu. Saya berusaha untuk terus berhubungan dengan mereka, walaupun ada batasnya. Anak-anak itu tidak boleh terlalu tergantung pada pengasuhnya,” tambahnya.
Hansje: “Jangan hanya melihat glitter dan glamour profesi ini. Walaupun kami bisa tidur di hotel terbaik dan bertemu dengan orang-orang terkenal, tetapi kami harus dapat menjaga kepercayaan. Setiap keluarga berbeda dan ini menjadikan pekerjaan kami menantang.” Ia kerap menemani Pangeran Willem-Alexander dan Putri Máxima dalam kunjungan kenegaraan mereka. “Bepergian memang menyenangkan, tapi kami bukan sedang rileks berlibur. Di sebuah jet pribadi pun anak kecil tetap rewel,” lanjutnya.
Seorang fulltime nanny dapat berpenghasilan kasar € 2000 per bulan dan bekerja selama 40 jam per pekan. Selain itu, ia berhak mendapat uang liburan dan gaji bulan ke-13 atau bonus. Pendidikan dan pengalaman kerja akan menentukan besarnya penghasilan nanny. Hansje sendiri menempuh pendidikannya tiga tahun di Norland College, Inggris, dan lulus cum laude.
Görtz & Crown berusaha mengikuti tradisi di Inggris dan menerapkan standar relatif tinggi. Dari 53 pendaftar, hanya delapan orang yang diizinkan mengikuti kursus ini. Usia mereka bervariasi mulai 23 hingga 53 tahun. Pendidikan mereka berlangsung tiga bulan dan menelan biaya € 2500. Kursus diberikan pada malam hari dan beberapa kali di akhir pekan sehingga peserta kursus tidak perlu mengambil cuti atau berhenti dari pekerjaan mereka. Mereka bakal dibimbing oleh 16 pengajar.
Ketrampilan pribadi dan sosial, psikologi keluarga dan kesehatan anak, pengetahuan mengenai produk dan material terkait kesejahteraan anak—seperti kursi anak atau tempat tidur bayi—akan diajarkan ke calon-calon nanny. Görtz & Crown pun menekankan pentingnya pengetahuan tentang media, etiket, protokol, dan keamanan. “Seorang nanny dituntut bersikap diskret dan tahu tata krama,” ujar Gonnie Klein Rouweler, direktris The International Butler Academy merangkap pengajar etiket di Görtz & Crown.
“Setiap pengasuh anak harus membiasakan diri dan tidak canggung. Misalnya, bagaimana menyapa seorang ratu atau keluarga bangsawan. Bergunjing adalah hal tabu. Di samping itu, mereka harus mengerti masalah keamanan. Kami bekerja sama dengan perusahaan ISP yang menangani keamanan keluarga-keluarga prominen, artis, dan pemimpin perusahaan terkemuka di Belanda. Pada prinsipnya, semua anak dapat menjadi korban kejahatan atau penculikan,” papar Gonnie.
Gonnie: “Seorang nanny harus dapat bersikap tenang, tak mudah panik, dan ekstra waspada tidak saja jika mereka sedang bepergian atau berada di luar negeri. Nanny juga harus hidup dengan jadual teratur. Anak-anak perlu dibiasakan mempunyai ritme sendiri.” Bagaimana dengan Hansje? Adakah keinginan punya momongan dan mengkombinasikan dengan pekerjaannya sekarang? “Saya pun akan mempertimbangkan untuk mempekerjakan nanny di rumah tangga saya suatu saat nanti. Tapi, pendidikan dari kedua orang tua langsung tentunya jauh lebih baik,” tandasnya.
Amsterdam, 24 Februari 2012
Sumber: Harian De Telegraaf “Ik mis de prinsesjes” (29-09-2007)