Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Menjadi Pemimpin; Mari Menjadi Orang Gila

4 November 2011   07:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:04 1695 0
[caption id="attachment_140119" align="alignnone" width="629" caption="Seminar Kepemimpinan BEM FAI UNIGA, 3 Nop 2011 Penulis bersama Pembicara Prof. DR. H. Ali Ramdhani, MT, Kyai Agus Muhammad Soleh (Ketua MUI Kab. Garut)"][/caption] Menjadi pemimpin itu mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Rasulullah SAW menyatakan bahwa pada dasarnya kita semua ini adalah pemimpin. "Kullukum Ro'in wakullukum masulun 'an ro'iyyatihi" artinya adalah setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan diminta pertanggungan jawaban akan apa yang dipimpinnya. Meminjam konsep manajemen, seorang pemimpin sebaiknya mempunyai karakter Low Profile High Profit. Dalam istilah Sunda disebut dengan handap asor, selalu ramah dan supel bergaul dengan siapa saja. Menjadi orang gila dan memimpin dalam tataran praktisnya bisa dilakukan dengan beberapa hal : Pertama, Pandai memainkan situasi, menjadi pemimpin adalah ketika titahnya menjadi sesuatu (tidak pake banget he..he..). Kita ambil contoh sederhana di lingkungan sendiri sebagai suami atau istri. Semua kita tentu tahu bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk (katanya). Maka, jangan sekali-kali meluruskan tulang rusuk, lalu harus gimana? tulang rusuk itu harus diusap-usap, bagaimana setelah diusap ? Ya tetap saja bengkok he...he...., maksudnya jika kita sebagai laki-laki, kepada wanita itu harus lemah lembut lah..... Pandai membuat situasi sebagai pemimpin dan yang dipimpin merasa nyaman adalah tips utama dalam situasi apapun. Ketika seorang suami memanggil istrinya untuk melakukan upacara ritual liturgis sambil melihat mood,  pada dasarnya dua hal tercapai, pertama rasa kasih sayangnya tersampaikan. Dengan memanggil penuh kelembutan pada hakikatnya dia telah memainkan situasi dimana dia memanggil tersebut agar istrinya diperintah oleh dia tidak merasa sedang dipaksa. Dengan begitu, pada hakekatnya seorang suami yang berlaku lemah lembut terhadap istrinya telah menjadi pemimpin yang bijaksana. Begitu juga sebaliknya, ketika seorang istri meminta sesuatu kepada suaminya dengan cara yang lemah lembut dan menunjukkan cinta, hakekatnya dia telah memerintah suaminya dengan cara yang elegan. Kedua, hampir sama dengan yang pertama, menjadi pemimpin adalah pandai memanfaatkan kehendak dengan cara yang lembut. Saya tidak pernah memanggil istri saya dengan namanya sendiri, akan tetapi dengan memanggil Neng, Yayang, Cinta dan lain sebagainya. menjadi pemimpin adalah bagaimana membangun identitas tentang "enaknya memimpin dan nyamannya dipimpin" termasuk ketika kita menampilkan diri sebagai seorang suami atau istri. Sekali lagi, lemah lembut ah, agar hasilnya "sempurna....!" Ketiga, pemimpin itu layaknya jantung di dalam tubuh. Ia sebetulnya berada dalam ruang yang sangat dilindungi. Fungsi jantung adalah mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. Pemimpin adalah energi yang menyebarkan energinya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan. Keempat, esensi pemimpin sebenarnya adalah pelayan masyarakat (khadimul Ummah) yang nantinya berimplikasi menjadi pemimpin umat (sayyidul ummah), menjadi pejabat, menjadi presiden, anggota DPR/DPRD, gubernur, Bupati/walikota, Camat, Lurah/Kepala desa, RW dan RT hakikatnya adalah bersedia menjadi pelayan masyarakat, bukan sebaliknya, meminta dan menyediakan fasilitas  mewah-mewah untuk dirinya sendiri Lalu untuk apa memimpin ? Tujuan adanya pemimpin sebenarnya untuk mengakselerasi tujuan bersama. Aceleration sinonimnya dalam bahasa inggris adalah FAST. Kalau kita kiratakan (dikira-kira nyata) F A S T itu kepanjangan dari Fathonah, Amanah, Sidiq dan Tablig, sebuah filosofi kepemimpinan ala Rasulullah SAW. Maka jika pemimpin tak melakukan keempat ciri tersebut, tentu, telah memilih jalan yang salah kaprah. Bagaimana Menjadi Pemimpin ? Ada dua teori tentang bagaimana menjadi pemimpin. Teori pertama disebut dengan "Great Man Theories", menurut teori ini, seorang pemimpin menjadi pemimpin karena semata-mata ia memang telah terlahir dan tercipta sebagai pemimpin.Untuk teori yang pertama ini sebaiknya kita tak ambil pusing, tapi memang ada benarnya juga. Soekarno menjadi Presiden karena memang bakatnya dia sudah menjadi pemimpin, beliau pintar, berwibawa, wawasannya tinggi, setiap buku dilahapnya, pidatonya ditunggu-tunggu seluruh rakyat Indonesia. Maka Soekarno menurut teori ini telah lahir sebagai pemimpin. Siapa Tak kenal Megawati, dia menjadi Presiden karena ayahnya juga presiden, Gus Dur menjadi presiden karena ayah dan kakeknya adalah seorang pemimpin. SBY menjadi presiden karena mertuanya sebagai kepala RPKAD (semacam Kopassus sekarang).  Banyak Kyai dan Ajengan menjadi Kyai atau Ustadz karena bapaknya juga Kyai. Orang-orang besar sepertinya memang sudah taqdirnya menjadi orang besar. Bahkan, dalam analisis selanjutnya, jika kita mengiyakan theori pertama ini, bisa dibedakan seorang pemimpin akan bertahan lama atau tidak dari paras wajahnya. Kalau ganteng biasanya akan bertahan lama, walaupun kata orang,  ganteng dan cantik itu relatif (itu mah kata kita yang memang berwajah pasaran he...he...). Nggak Percaya ? coba kita analisis, Soekarno itu ganteng kan ? bahkan ia punya banyak istri, maka Soekarno bertahan lama jadi presiden Indonesia. Soeharto keren kan ? buktiya bisa sampai 30 tahun berkuasa. SBY, yang dipilih oleh banyak kalangan teteh-teteh dan ibu-ibu, tentu dengan posturnya yang tinggi besar dan gagah, malah sudah dua periode berkuasa, kalau nggak ada masa jabatan yang dibatasi dua tahun, atau nanti diamandemen, tentu akan lebih lama lagi. Tanpa bermaksud menyinggung kehebatan ciptaan Tuhan, sekarang saya tanya, Pak Habibi berapa lama bertahan? Gus Dur ? malah diturunan di tengah jaan, padahal siapa yang meragukan kemampuan dan pinternya Habibie dan Gus Dur ? Fakta bicara lain. Ah, jangan diseriusi analisis saya di atas, sebab saya suka tersinggung kalau ada yang mengatakan bahwa saya ganteng, sebab itu fitnah, fitnah kubro, sebab sebenarnya saya ganteng sekali he..he...., apalagi kalau ada yang mengatakan saya jelek, saya tonjok Anda dari sini he..he... Pemimpin Sukses; Pemimpin Gila Teori yang kedua disebut "Trait Teories", siapapun dari kita bisa menjadi pemimpin, sebab setiap orang sesungguhnya dianugerahi oleh Sang Creator (Tuhan yang Maha Iradat) berbagai potensi untuk menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin sejati, siap-siap saja menjadi gila, jika ingin sukses memimpin, jadilah orang gila, sebab perubahan di dunia ini rata-rata dilakukan oleh banyak orang gila. Kalau tak ada orang gila, dunia ini akan terasa hambar dan monoton, tak akan ada akselerasi bagi manusia biasa-biasa saja. Nabi Muhammad SAW, yang menurut Michael H. Hart menempati posisi no 1 sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia ini, adalah "Orang Gila".  Sebab beliau keluar dari manstream para pembesar Arab di masanya. Dari kepercayaan politheisme kepada Dewa yang banyak dan empirik karena diejawantahkan dalam bentuk patung, berubah pada agama monoteistik yang hanya menyembah satu Tuhan, yang tentu, sangat tidak riil karena Tuhannya merupakan Tuhan yang dikatakan Maha Gaib. Beliau menentang sistem dan peradaban yang dianggap mapan pada saat itu, dimana perjudian, mabuk-mabukan, prostitusi menjadi kebiasaan para pembesar dan hampir seluruh eleman masyarakat mengiyakannya. Tak ada penghargaan pada harkat dna martabat wanita pada saat itu, bahkan seorang bayi wanita yang lahir saat itu  harus dikubur hidup-hidup seperti dilakukan Umar Bin Khattab ketika masa Jahiliyyah. Yesus Kristus (Nabi Isa) sering disebut sebagai orang gila dari Nazaret. Beliau adalah manusia hebat yang mampu melakukan hal-hal di luar kemampuan manusia bias (khawariqul adat). pada masa awalnya hanya diikuti segelintir orang saja, namun kita lihat sekarang, ajaran cinta kasihnya tersebar dan mendominasi sebagian besar kepercayaan manusia di bumi ini. Orang seperti Dahlan Iskan dikatakan gila karena berbeda dengan cara berpikir kebanyakan orang yang mengejar jabatan demi kemewahan, dia menerapkan cara-cara sederhana namun efektif dalam rangka merubah sistem prosedural yang menghabiskan uang rakyat dengan berbagai modus yang tidak perlu. Purdi E Chandra mengajari kita berusaha dengan cara kita mengutang sebanyak-banyaknya, yang bagi sebagian kalangan kita mengutang itu aib, namun di matanya hutang itu mulia, asal tepat menggunakannya dan memanfaatkannya untuk investasi sehingga menghasilkan uang. Menurut Robert T Kiyosaki beda orang miskin dengan orang kaya adalah "Orang Miskin Bekerja Sekuat Tenaga Untuk Mendapatkan Uang" bahkan sampai berdarah-darah, sedangkan "Uang yang Bekerja Terus Menerus Untuk  Orang Kaya". [caption id="attachment_140166" align="alignleft" width="150" caption="Penulis bersama Dicky Candra"][/caption] Di Garut, Dicky Candra termasuk orang gila menurut saya, mengapa? bagi banyak orang jabatan merupakan anugerah, menghabiskan bermilyar-milyar uang untuk menjadi pejabat, bahkan karena nggak jadi, ada yag sampai gila beneran. Eh, ini malah mengundurkan diri, dari jabatan sebagai Wakil Bupai Garut, apa nggak gila tuh? Namun, tentu kegilaan beliau tersebut karena memang Dicky Candra mempunyai idealisme yang tinggi, kalau disetujui, biarlah dia tetap menjadi pemimpin, walau secara non formal. Ada banyak cara menjadi pemimpin sejati, yang dicintai dan dihormati. James Watt yang menemukan mesin uap pada awal memeprkenalkan mobil dengan uap dari air disebut orang gila, Galileo Galilei yang menemukan gaya gravitasi bumi dianggap gila dan dibunuh. begitu pula copernicus dan banyak ilmuwan lainnya yang pada awalnya dianggap gila, tapi mereka merupakan pioneer yang mengubah wajah dunia ini. Dan tentu, masih banyak lagi, Karena merekalah dunia ini menjadi tercerahkan. Jika hari ini kebanyakan orang menyogok untuk menjadi pejabat, termasuk menyogok rakyat kecil untuk bisa menjadi pemimpin mereka. Maka orang nyeleneh yang tetap jujur dianggap giladan tak akan melakukan hal tersebut, walau dengan resiko tak akan menjadi pemimpin struktur formal. Maka jika kita sudah menjadi pemimpin sejati bersiap-siaplah disebut orang gila, ketika bertemu Fidel Castro, Gus Dur saja pernah menyatakan bahwa semua presiden indonesia itu gila-gila. Presiden pertama, gila wanita, presiden kedua, gila harta, presiden ketiga,  gila ilmu, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila he...he.... Jika presiden selanjutnya tak ada perubahan maka Gila juga, apa benar-benar ada presiden ? waduh jangan marah, nggak usah masukkin di hati, masukin aja di kantong kemarahan Anda pada saya, sebab saya juga mencintai semua presiden kita, mereka adalah para pemimpin kita yang gila-gila, mari menjadi 'gila", kalau gila beneran Naudzubillah, Terkadang, kita yang sedang dilanda api harapan untuk jadi seorang penulis, banyak melakukan hal-hal gila, duduk sendirian dengan secarik kertas di meja dan pulpen atau pensil di tangan sementara teman-teman lagi ngobrol nggak lebih dari semeter di sebelahnya. memilih situs-situs atau forum-forum tentang tulis menulis setiap kali menenggelamkan diri di warnet.  menulis tulisan GJ (Gak Jelas) hampir di manapun dan kapanpun, melamun (dan ketawa-ketawa sendiri). Berlaga seperti penulis yang sebenarnya di blogshoptips. dan kegilaan lainnya. Memang terkadang orang dianggap gila jika mengalami gejala-gejala di atas, tapi tahukah Anda jika semua penemu dan ilmuwan dan (sebagian) penulis pada awalnya juga dianggap gila? Satu pelajaran yang dapat diambil dari sini: “Jika Anda punya motivasi, jika Anda punya obsesi, jika Anda punya keinginan, jangan biarkan anggapan orang meruntuhkan usaha Anda untuk mencapainya.”*** Kita akan tetap menulis, walau dianggap gila, Salam sukses dan bahagia untuk Anda semua.....! Cat : yang diberi tanda ***diadaptasi dari sumber : http://fortruedee.student.umm.ac.id/tag/penulis/

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun