Tidak ada yang bisa menggantikan peran kakek dalam segala hal, dalam kesahajaan beliau tidak pernah mengeluh bila mengalami kesulitan. Seandainya waktu bisa kuulang mungkin aku tidak akan jauh beranjak dari sisinya. Prostat yang diderita kakek akhirnya membuka kunci nafas terakhirnya. Hal yang aku sesalkan, aku tidak bisa menjadikan sedikit perbedaan pada penyakit kakek. Seandainya aku saat itu punya kuasa mungkin rumah sakit bukan suatu yang sulit untuk operasi... sesal kemudian tiada berarti!
Kesetiaan nenek juga teruji, tidak lama kemudian nenek menyusul kakek menemui Ilahi. Semoga amal ibadahnya diterima ALLAH swt... semoga dosa-dosanya diampuni dan diganti dengan kebaikan. Semoga kuburnya dilebarkan seluas mata memandang, dan terhindar dari sakitnya siksa kubur, biarlah deritanya cukup didunia saja dan menjadi senang diakhirat sana.. kampung abadi.
Semua bantuan kakek kepadaku selama hidupnya, terutama pendidikan karakter yang telah beliau ajarkan semoga membantunya di alam kubur sana, semoga murid-muridnya (Ummi, Aku dan Fahir adikku) menjadi shaleh dan baik akhirnya (khusnul khatimah). Tak lupa janjiku dihari perpisahan kami, saat kereta tak bisa menunda barang sedetik... pergi haji! Aku ingin mewujudkan keinginan beliau yang satu ini, karena aku pernah mendengar do'a-do'a lirih beliau saat tahajud setiap malam... kakek sangat merindui mengunjungi ka'bah. Dalam tangisnya aku tahu seberapa dalam keinginannya untuk itu.
Sampai jumpa lagi kakek...