Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Misunderstanding Orang Barat terhadap Kasus Poligami Nabi Muhammad SAW

4 Agustus 2014   00:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:31 250 0
Istri-Istri Nabi Muhammad Saw.

Wanita-wanita mulia yang telah dinikahi oleh Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:

1. Khadijah binti Khuwailid. Ia dinikahi oleh Nabi Muhammad Saw. ketika berumur 40 tahun dan Nabi Saw. berumur 25 tahun. Ia adalah wanita pertama yang dinikahinya dan tidak pernah memadunya hingga Khadijah wafat.

2. Saudah binti Zam’ah. Ia dinikahi oleh Nabi Muhammad Saw. pada bulan Syawwal tahun 10 kenabian, beberapa hari setelah wafatnya Khadijah.

3. A’isyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia dinikahi oleh Nabi Saw. Pada bulan Syawwal tahun 11 kenabian, setahun setelah menikahi Saudah.

4. Hafshah binti ‘Umar bin Al-Khaththab. Ia dinikahi oleh Nabi Saw. Karena suaminya telah wafat di antara perang Badar dan Uhud.

5. Zainab binti Khuzaimah. Ia diberi gelar Ummul Masakin (Ibunya orang-orang miskin) karena kedermawanannya kepada fakir miskin. Nabi saw. menikahinya karena suaminya, Abdullah bin Jahsy mati syahid dalam perang Uhud. Dua atau tiga bulan setelah pernikahan ini, ia wafat.

6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah. Nabi Saw. menikahinya pada bulan Syawwal tahun 4 hijriyah.

7. Zainab binti Jahsy. Ia adalah anak paman Nabi Saw. Sebelumnya, ia adalah istri Zaid bin Haritsah, anak angkat Nabi Saw.

8. Juwairiyah binti Al-Harits. Ia adalah tawanan yang dimerdekakan oleh Nabi Saw. Lalu Nabi Saw. menikahinya.

9. Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan. Sebelumnya, ia hijrah ke Habasyah bersama suaminya, Ubaidillah bin Jahsy. Namun, Ubaidillah murtad dan meninggal di sana. Setelah itu, Nabi Saw. mengirim surat dan melamarnya kepada raja Najasyi pada bulan Muharram tahun 7 hijriyah. Selanjutnya raja Najasyi menikahkannya dengan Nabi Saw.

10. Shafiyah binti Huyay. Ia adalah tawanan pada perang Khaibar. Nabi Saw. memerdekakannya dan menikahinya pada tahun 7 hijriyah.

11. Maimunah binti Al-Harits. Ia dinikahi oleh Nabi Saw. pada bulan Dzul Qa’dah pada tahun 7 hijriyah, setelah menunaikan qadha’ umrah, setelah tahallul.

Sebelas wanita yang mulia itu telah dinikahi oleh Nabi Saw. dan telah digaulinya. Dua di antaranya: Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah, telah wafat ketika Nabi Saw. masih hidup. Sembilan istri lainnya ditinggal wafat oleh Nabi Saw. Dua istri Nabi Saw. yang belum digaulinya, yang satu berasal dari bani Kilab dan satunya lagi berasal dari bani Kindah. Sedangkan dari kalangan budak, Nabi Saw. menikahi dua orang budak: Mariah Al-Qibthiyyah, hadiah dari raja Mesir, Muqauqis, dan Raihanah binti Zaid an-Nadhriyah. Sebelumnya, Raihanah adalah tawanan bani Quraizhah. Nabi Saw. memerdekakannya, lalu menikahinya. Dengan demikian, istri-istri Nabi Saw. Itu berjumlah 15 wanita.

Misunderstanding Orang Barat terhadap Kasus Poligami Nabi Muhammad Saw.

Kebanyakan orang Barat telah melakukan kesalahpamahan terhadap kasus poligami Nabi Muhammad Saw. Mereka menuduh Nabi Muhammad Saw. dengan tuduhan yang tidak pantas, terutama dalam kasus pernikahan Nabi Muhammad Saw. dengan Zainab binti Jahsy, mantan istri Zaid. Oleh karena itu, perlu kiranya kita mencoba memahami kembali kasus poligami Nabi Muhammad Saw. dengan lebih tepat dan motif apa yang membuat Nabi Saw. melakukan poligami.

Pertama, Nabi Muhammad saw. melakukan poligami setelah Khadijah wafat. Artinya Nabi Saw. tidak melakukan poligami sejak awal pernikahannya, tetapi setelah ia mencapai usia 50 tahun. Ini berarti bahwa selama 25 tahun, Nabi Saw. hidup monogami bersama Khadijah.

Kedua, Kebanyakan istri Nabi Saw. yang dipoligami adalah istri para shahabat yang telah wafat di medan perang. Ini menunjukkan bahwa pernikahan Nabi Saw. bertujuan untuk melindungi mereka.

Ketiga, Kebanyakan istri Nabi Saw. berasal dari suku dan kabilah yang berbeda-beda. Ini dilakukan oleh Nabi Saw. untuk tujuan menyatukan bangsa Arab dan untuk memudahkan penyiaran dan dakwah Islam.

Keempat, Nabi Saw. hanya memiliki keturunan dari Khadijah binti Khuwailid. Ada juga istri Nabi Saw. yang lain yang memiliki keturunan, yakni Mariah al-Qibthiyyah, yang mempunyai anak bernama Ibrahim, tetapi meninggal di usia anak-anak.

Kelima, Pernikahan Nabi Saw. sebenarnya menjelaskan tentang pembatasan jumlah istri yang sebelumnya tidak dibatasi, lalu kemudian dibatasi menjadi 4 istri dan kemudian dibatasi lagi menjadi 1 istri.

Keenam, Al-Qur'an sebenarnya lebih mendorong untuk monogami daripada poligami dengan alasan bahwa laki-laki tidak akan pernah bisa berbuat adil kepada istri-istrinya, kecuali Nabi saw.

Ketujuh, tentang kasus Zainab binti Jahsy sebenarnya terkait dengan persoalan hukum Islam, yakni hukum menikah dengan istri anak angkat yang sebelumnya diharamkan pada masa Jahiliyah, tetapi Islam membolehkannya dan memberi contoh penerapannya dalam kehidupan Nabi Saw.

Kedelapan, tidak semua wanita yang dinikahi oleh Nabi Saw. itu adalah wanita-wanita muda. Kebanyakan para wanita itu sudah cukup tua. Bahkan, ada wanita yang dinikahi oleh Nabi Saw. yang bernama Zainab binti Khuzaimah dalam usia yang sangat tua sehingga setelah 1 atau 2 tahun setelah pernikahan itu, Zainab  wafat. Ini menunjukkan bahwa pernikahan Nabi Saw. bukan untuk tujuan memenuhi kebutuhan biologis semata.

Kesembilan, tidak semua wanita yang dinikahi oleh Nabi Saw. adalah wanita-wanita cantik, tetapi ada juga wanita yang terbilang tidak cantik,  seperti Saudah. Selain itu, kebanyakan wanita yang dinikahi oleh Nabi Saw. adalah para janda. Hanya A'isyah, satu-satunya gadis yang dinikahi oleh Nabi Saw.

Demikian jawaban atas misunderstanding orang Barat terhadap kasus poligami Nabi Muhammad Saw. Semoga dapat memberikan pencerahan dan pemahaman yang lebih utuh tentang kasus poligami Nabi Muhammad Saw.

Ushikum wa nafsi bi taqwallahi wa tha'atihi. Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun