Jika mendengar kata Supervisi yang kita rasakan adalah rasa takut, justifikasi, aksi kuasa dan lain sebagainya. Supervisi sering ditempatkan sebagai sebuah proses penilaian dari orang yang "punya power" kuasa kepada orang yang kekuasaanya lebih rendah. Akibatnya yang terjadi nantinya adalah proses yang tidak seimbang, penilaian yang lahir dari kata-kata yang kurang tepat, justifikasi yang seakan-akan yang memberikan supervisi itu "sempurna" daripada yang diberikan supervisi. Namun jika jika kita melihat dari pengetahuan tentang
coaching, proses supervisi itu bisa dilakukan dengan asik dan nyaman tanpa persepsi negatif dari keduanya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL