Perhelatan pesta demokrasi pilkada putaran kedua tinggal menghitung hari. Tepatnya tanggal 19 April 2017 pesta demokrasi akan digelar sebagai penentu pemenang dan siapa yang berkuasa di daerah yang mengikuti pemilihan kepala daerah secara serentak. Sekalipun pemilihan dilakukan serentak, satu daerah yang banyak menjadi sorotan mata yaitu pemilihan gubernur DKI Jakarta. Semua mata memandang dalam setiap proses politik yang ada di Jakarta. Hal ini karena dua alasan. Pertama; jakarta dikenal sebagai kota metropolis number one di Indonesia, sehingga persoalan jakarta dianggap sebagai miniatur persoalan bangsa Indonesia. Persoalan pendidikan, kesehatan, tata kelola lingkungan, tata kelola pemerintahan dan lain sebagainya. Disisi lain problem sosial-masyarakat yang sangat komplek dari berbagai kalangan, mulai kalangan manusia yang hidup dipinggiran kali sampai tengah kota, dari orang yang tinggal digubuk sampai orang gedongan, orang yang tidur di emperan sampai orang yang tidur di hotel bintang lima. Berbagai problem yang sangat komplek ini menjadi standart berbagai problem yang dihadapi bangsa Indonesia. Oleh karena itulah persoalan yang ada di Jakarta tidak bisa lepas dari sorot mata masyarakat Indonesia. Kedua; diorama perpolitikan jakarta adalah muniatur peta kekuatan politik bangsa indonesia, lebih-lebih menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden yang akan digelar dua tahun lagi. Semua partai politik mengukur kekuatan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Hal ini dilakukan menjadi langkah awal untuk mengatur posisi kekuatan partai politiknya di tahun 2019. Semua partai politik mengerahkan mesin politiknya secara maksimal dan adu strategi politik untuk memenuhi hasrat kuasanya. Berangkat dari dua alasan ini, posisi gubernur DKI Jakarta menjadi rebutan para politisi yang bernaung di partai politik. Dalam meraih kemenangan, segala cara ditempuhnya, tidak jarang menghalalkan segala cara, baik cara yang baik dan cara yang burukpun dilakukan, seperti adu program untuk memajukan masyarakat Jakarta, dan juga tidak kalah sengit isu SARA menjadi tontonan masyarakat Indonesia, Jakarta khususnya.
KEMBALI KE ARTIKEL