Manusia sebagai makhluk tuhan selalu ingin menunjukkan eksistensinya dalam setiap interaksi yang dilakukan dengan orang lain. Interaksi dengan keluarga, masyarakat dan bahkan dalam jejaring kuasa negara. Namun tidak jarang manusia lupa akan kemanusiaannga yang berpijak dibumi sehingga banyak mengampbil peran tuhan untuk mengkafirkan dan menjustifikasi keimanan seseorang, terkada juga berperan sebagai seorang hakim yang menilai salah dan benar seseorang dan terkadang manusia seakan hidup dalam pijakan bumi yang tidak bersentuhan dengan alam bumi manusia. Semua diorama itu membuat miris yang melihatnya. Mungkin kita ambil pelajaran dari sebuah novel karya pramoedya ananta toer.
KEMBALI KE ARTIKEL