Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

“Media Sosial” Malah Bikin Jadi Antisosial?

31 Mei 2014   21:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 1359 1

Saya pernah mengalami suatu pengalaman yang cukup membuat hati saya miris mengingatnya. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan teman lama saya yang kurang lebih sudah setahun tidak bertemu, bisa berkumpul kembali dan saling bertukar cerita dengan teman lama adalah hal yang paling saya nantikan. Namun saat bertemu, semua di luar dugaan saya, pertemuan yang seharusnya asyik dengan suasana obrolan yang renyah malah terasa sangat garing. Saya merasa kehadiran saya tidak ada gunanya saat itu, teman saya malah sibuk sendiri dengan gadget dan sosial medianya. Pengalaman kedua tentang pengabaian seseorang karena sibuk dengan sosial media, yaitu saat teman saya sedang sakit parah dan membutuhkan penanganan medis yang cepat. Saya mencoba untuk membawa teman saya ke rumah sakit, setelah mendapatkan perawatan di ICU, kondisinya semakin membaik dan teman saya dipindahkan ke ruangan rawat inap. Beberapa menit kemudian, dua orang sepupunya datang untuk melihat keadaannya. Saya menceritakan kondisi teman saya kepada sepupunya, kemudian saya memberitahu bahwa ada obat yang harus segera ditebus saat itu, “Mbak ini resep yang harus ditebus” ujar saya sambil menyerahkan resep dokter kepada sepupunya, namun dengan dinginnya sepupunya hanya berkata “Iya” sambil sibuk sendiri dengan gadgetnya. Saya berulang kali memberikan pengertian bahwa obat itu harus segera ditebus, namun usaha saya sepertinya sia-sia. Entah apa alasan seseorang bisa lebih peduli dengan sosial media dibanding dengan nyawa saudaranya sendiri!. Saya merasa bahwa kehadiran manusia di dunia ini tidak lebih berharga dari gadget. Tapi saya tidak bisa berbuat banyak dan berusaha untuk berpikir positif di balik sikap mereka yang “Always On”.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun