Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Abrasi di Pamekasan Makin Parah

31 Oktober 2011   08:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:15 1279 0

Indonesia merupakan negara kepulauan yang bercirikan benua maritim dengan 176 kabupaten dan 30 kota dari sekitar 368 kabupaten dan kota, yang mempunyai wilayah pesisir dan laut. Kondisi ini dapat digunakan sebagai dasar kuat untuk mengatakan bahwa Indonesia sesungguhnya merupakan negara maritim. Kebanyakan masyarakat yang tinggal ditepi pantai, pantai merupakan tempat sumber perekonomian mereka. Namun, dalam hal tertentu, terdapat gejala alam yang disebabkan oleh perluasan daerah pemukiman yang membabibuta, yaitu terjadinya erosi pantai (abrasi). Abrasi pantai di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Sedikitnya 40 % dari 81 ribu km pantai di Indonesia, rusak akibat abrasi. Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan kondisi ini sangat memperihatinkan. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh gerusan air laut baik yang disebabkan oleh meningkatnya permukaan air laut ataupun oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak. Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia. Abrasi pantai diakibatkan oleh beberapa faktor yang disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu Peningkatan permukaan air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di daerah kutub sebagai akibat pemanasan global.Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia.Selain itu dapat juga diakibatkan oleh faktor bencana alam seperti tsunami. Rusaknya bibir pantai di perairan Indonesia akibat abrasi itu tidak terlepas dari geologi, kekuatan ombak laut serta pusaran angin. Serta adanya pasang surut dan gaya dorong gelombang-arus datang air laut, pasti menimbulkan terjadinya tumbukan dengan dinding pantai yang diikuti kemudian oleh terjadinya tarikan gelombang-arus balik yang semuanya terjadi terus menerus tiada henti pada daerah pantai yang bertanah lunak atau tanah berpasir atau batuan berpasir dan sejenisnya, pada daerah pantai terbuka lepas menghadap laut, serta karena biasanya terjadi adanya pergerakan angin laut dengan kecepatan cukup tinggi dan sebaliknya, maka dapat dipastikan bahwa potensi terjadinya proses abrasi sudah berlangsung.  Gangguan akibat adanya kegiatan penambangan pasir disepanjang pesisir bagian dalam dan adanya penebangan pohon bakau disekitar daerah tersebut yang bersifat merusak, dipastikan dapat turut memicu- memperparah terjadinya abrasi, yang  jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, proses abrasi akan terus berlanjut sampai menimbulkan kerusakan yang cukup signifikan. Erosi pantai (abrasi) saat ini sudah sering terjadi terutama didaerah pantai yang tidak terlindungai baik oleh vegetasi maupun pola hidup masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. Di desa Tlontoraja puluhan rumah rusak karena abrasi yang semakin parah. Penggusuran pantai oleh air laut diduga terjadi akibat penambangan pasir liar di Pantai Desa Batu Kerbuy. Tangkis laut yang ada di desa Tlontoraja sudah hancur dan tidak bisa menahan air gelombang laut,. Akibatnya saat pasang air laut menghantam rumah-rumah warga dekat pantai, dan sekitar 25 KK mengungsi. Masyarakat desa Tlontoraja sangat berharap pemerintah tegas menyetop penambang pasir liar. Adanya penambangan pasir liar tersebut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi namun pada kenyataannya banyak dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat bibir pantai akibat dari adanya penambangan liar tersebut. Bukan hanya masyarkat desa Tlontoraja yang rumahnya terhantam oleh air laut pada saat air pasang namun tangkis laut yang rusak karena pasir di sekitar tempat tersebut dikeruk juga menimbulkan dampak yang cukup besar bagi desa lain ( Desa Batu Kerbuy ). Abrasi yang terjadi di desa Tlontoraja diakibatkan oleh faktor manusia seperti kasus penambangan liat sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai. Dalam skala waktu besar, jangka panjang, erosi pantai berlangsung terus menerus sampai kondisi keseimbangan konfigurasi garis pantai tercapai atau keseimbangan berubah karena perubahan kondisi lingkungan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam jangka pendek, temporer, erosi pantai terjadi pada saat musim angin tertentu berlaku, dan berhenti ketika musim berganti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun