Permasalahan pendidikan ini juga sudah menjadi darah daging bagi bangsa Indonesia sebagaimana budaya terfokus pada hasil, bukan proses menjadi doktrin yang kental didalam dunia pendidikan. Penerapan ini juga didukung oleh minimnya sosok keteladanan yang dianut oleh para siswa dalam melaksanakan kewajiban serta berperilaku di dalam lingkungan masyarakat. Sebagaimana pada faktanya, anak-anak saat ini selalu disuguhkan media digital seperti televisi, handphone dan lain-lain secara bebas sehingga perilaku yang dilakukanpun meniru apa yang dilihat. Kasus-kasus kekerasan serta kriminalitas pun tidak asing terjadi pada anak-anak dibawah umur, terutama pada kasus penganiayaan. Hal ini sudah seharusnya menjadi sorotan bagi pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang lebih maju dan mengutamakan sistem moral yang lebih ketat. Beberapa penerapan kurikulum pun banyak yang perlu dibedah dan diperbaiki demi mengurangi tingkat krisis moral yang terjadi antara siswa siswi di Indonesia.
Banyak sekali kita lihat kasus kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar. Seperti tawuran, kekerasan seksual, penganiayaan, bunuh diri, sampai jual diri. Misalnya dalam kasus kekerasan seksual, beberapa tahun belakangan terdapat kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh siswa yang masih duduk dibangku SMP. Korbannya berinisial EP yang berusia 18 tahun ditemukan tewas dengan tidak menggunakan busana dan didapati gagang cangkul yang berada di kemaluannya. EP mengalami pemerkosaan hingga pembunuhan oleh tiga orang tersangka yang masih duduk dibangku SMP. Selain kasus kekerasan seksual, terdapat juga kasus kriminalitas yang dilakukan oleh siswa yang masih duduk dibangku SD. Pada 2015 lalu, beberapa siswa tersebut berkelahi hingga tewas yang berdasarkan keterangan, siswa tersebut berkelahi berawal ketika sekolah mereka mengadakan lomba menggambar dan tanpa alasan yang jelas, siswa tersebut berkelahi hingga tewas. Dan ada juga kasus pembunuhan yang dilakukan oleh mahasiswa, dimana salah satu mahasiswa Sumatera Utara menikam dosennya hingga tewas karena tidak terima ia mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Deretan kasus diatas merupakan sebuah masalah sosial, pemerintah mungkin sudah mengambil tindakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun, mengapa kasus kriminalitas masih belum terselesaikan? Dimana peran dari pendidikan yang pada dasarnya untuk membangun karakter bangsa? Pendidikan seolah tidak berhasil untuk membuat para penerus bangsa ini memiliki akhlak yang baik. Rendahnya pendidikan yang didapatkan oleh seseorang mengakibatkan seseorang ini tidak mampu membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, maka timbulah tindakan kriminal tersebut. Untuk menghindari kasus kriminalitas yang terjadi terutama pada para pelajar, maka diperlukan pengoptimalan perkembangan siswa yang tidak hanya dilakukan oleh guru di sekolah namun juga oleh orang tua dirumah, pergaulan siswa harus terus dipantau, sekolah juga dapat menunjang minat bakat siswanya melalui fasilitas di sekolah yang nantinya akan berdampak positif bagi siswa, dan pemerintah juga bisa membantu dalam membenahi kurikulum yang juga memfokuskan perkembangan psikologis siswa.