Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Merancang Manajemen Kelas yang Positif

23 Juli 2010   08:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:39 303 0
Kelas adalah tempat dimulainya seluruh proses pembelajaran di sekolah. Dari kelaslah, kita akan membangun karakter individu siswa dan anak didik. mereka juga akan mulai belajar berbagi dengan sesama, belajar bertoleransi, dan belajar bertanggungjawab. Maka, menyajikan kondisi kelas yang nyaman dan menyenangkan adalah langkah awal untuk memulai membangun komunitas sebuah kelas yang menyenangkan dan dinamis.

Di awal tahun, perlu adanya manajemen kelas yang positif, agar perjalanan selama satu tahun ke depan menjadi proses yang aktif, menyenangkan, membangun, dan dinamis.

Ada beberapa tips (dari banyak tips) untuk menciptakan manajemen dan suasana kelas yang positif.

1. Menentukan target dan tujuan bersama.

Duduklah bersama dalam suasana yang menyenangkan. Mulailah dengan komunikasi yang terbuka. Lalu, tanyakan kepada siswa apa yang mereka inginkan dari kelas ini. Apa yang mereka impikan dari kelas hebat ini?, Apa yang mereka inginkan terhadap teman dan suasana kelas?, dan apa prestasi yang ingin mereka raih?.
Arahkan pembahasan kepada bagaimana cara mewujudkan cita-cita kita semua? Menjadikan kelas sebagai tempat awal untuk mewujudkan cita-cita dan impian bersama akan memberikan dampak positif bagi anak. Mereka seharusnya berkata: inilah kelas impianku.
Bicarakan bersama dengan hangat agar satu sama lain saling mengetahui dan saling menghormati. Kemudian, mereka semua saling mendukung.

2. Buatlah kontrak belajar di minggu pertama.

Ini semacam peraturan bersama. Buatlah kesepakatan bersama tentang peraturan kelas. Biarkan siswa dan guru membuat bersama-sama. Ketika peraturan ini akan dilakukan bersama, maka membuatnya pun harus ada kesepakatan bersama. Buatlah mereka bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain.

3. Buatlah prosedur yang jelas.

Prosedur berbeda dengan peraturan. Prosedur seperti bagaimana seharusnya kita memasuki ruang kelas, menjaga barang milik sendiri, atau bagaimana cara izin apabila ingin melakukan sesuatu, dan seterusnya. Buatlah prosedur yang baik, lalu tumbuhkan kebiasaan agar menjadi karakter dan pribadi mereka.

4. Konsisten

Peraturan dan prosedur itu penting. Tapi tidak lebih penting dengan penegakannya. Setelah peraturan dan prosedur disepakati dan ditetapkan, maka konsistenlah dalam menegakkannya. Apabila tidak, imbalannya adalah tidak dihormatinya peraturan dan prosedur tesebut oleh siswa. Ingat, ketika satu kali saja guru tidak konsisten, apalagi melanggar, maka muncul di pikiran siswa bahwa saya juga boleh melanggarnya. dan suatu saat, dia akan mencoba melakukannya.
Maka, konsistenlah dalam menegakkan dan melakukan peraturan. Terutama di minggu dan bulan pertama. Karena, masa itulah masa pembentukan kebiasaan.

5. Penguat kebaikan dan kebenaran

Diperlukan adanya figur yang menguatkan kebaikan dan kebenaran. Ini sangat diperlukan terutama ketika ada konflik antar siswa. Atau juga ketika ada siswa yang melapor tentang pelanggaran yang dilakukan oleh temannya. Penguat kebaikan dan kebenaran ini akan menjadi payung bagi terlaksananya semua peraturan dan prosedur beserta penegakannya.

6. Bersikap netral.

Ketika ada yang bermasalah, jangan tanya "Kenapa kamu ambil pensil Sisy?", tapi tanyakan, "Apa yang terjadi, Ali?". Hati-hatilah dalam memilih kata. Karena setiap kata akan berdampak psikologis bagi siswa.
Bersikaplah netral dan selalu menjadi pendengar yang baik untuk mengambil keputusan.

7. Jadilah teladan.

Jadilah teladan untuk kebaikan, kreativitas, ketekunan, dan semua karakter baik lainnya. Siswa melihat apa yang kita lakukan. Mereka adalah peniru. Lakukan yang baik dan benar, lalau lihat apa yang terjadi.

Selamat berkarya untuk yang lebih baik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun