Dengan wajah yang cemberut, aku masuk ke dalam kamar. Berharap bahwa semua ini bohong. Kabar bahwa aku diterima di sebuah universitas yang aku sendiri setengah-setengah dalam mengerjakan ujian masuknya. Sebuah universitas yang kalian dulunya kenal dengan IAIN Malang, yang sekarang disebut sebagai Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Berita itu datang ketika aku sedang asyik berbuka bersama dengan teman-teman SMP-ku. Ibu meneleponku dengan nada bahagia, berkata dengan entengnya, “Mbak, kamu keterima di Psikologi UIN Malang!”. Seketika itu aku pun hanya bisa membelalakkan mata, ‘ini mimpi kan ya? serius aku keterima?’.
KEMBALI KE ARTIKEL