Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tempat Paling Mewah di Surga

3 Desember 2012   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14 466 1
Saya ingin membedah suatu topik secara komprehensif  yang dapat mengantarkan kita kepada tempat yang paling mewah di surga yaitu bagi yang berbudi pekerti tinggi. Sebelum kita masuk pada topik yang lebih mendalam, Mari kita sebelumnya melihat hadis dibawah ini:

Dari Hadis Malik bin Safwan bin Salim,:"Ya Rasulullah, apakah orang beriman ada yang penakut? Beliau menjawab,'Ya.' Maka ada yang bertanya kepada beliau, 'Apakah orang beriman ada yang bakhil (pelit, kikir).' Beliau menjawab, 'Ya.' Ada lagi yang bertanya, 'Apakah ada orang beriman yang pendusta?' Beliau menjawab, 'Tidak.

Setelah kita cermati, itu semua menunjukkan bukti bahwa tidak ada manusia dimuka bumi ini yang sempurna. Memungkinkan seorang Mu’min penakut dan dia masih mempunyai akhlak, memungkinkan seorang mu’min pelit dan dia masih mempunyai akhlak. Namun tidak memungkinkan Mu’min berdusta dan itu akan menunjukkan bahwa dia tak berakhlak. Tidak mungkin manusia berakhlak penuh dan sempurna bahkan itu terbukti dari sifat para sahabat sekalipun, lihatlah kisah Hassan bin Sabit pada perang Khandaq, Penyair Nabi SAW kala itu. Beliau adalah orang yang penakut. Dikisahkan ketika datang para Ahzab dan Nabi Muhammad SAW serta para sahabat keluar untuk berperang, Hassan menolak untuk ikut berperang dan rela tinggal bersama orang orang tua dan perempuan yang tidak bisa berperang. Namun Nabi sering memuji Hassan dalam puisi puisi beliau, itu dikarenakan Syair syair Hassan pada waktu itu sangat lebih memulyakan dan menguatkan Islam bahkan lebih dari pedang. Hassan RA(Radiallahuanhu) adalah penyair handal. Begitu juga kisah Abu Safyan RA, yang dikenal pelit. Istrinya Hind RA, pernah mengeluh sembari bertanya: wahai Rosulullah apakah halal ketika saya mencuri makanan suami saya karena saya lapar dikarenakan kepelitan suami saya? Nabi Muhammad Saw menjawab: Ambilah dengan baik. Pada intinya, meskipun para sahabat tersebut kurang pada suatu sifat namun beliau beliau mempuyai kelebihan pada sifat yang lain. Begitupun semua manusia, Sahabat sahabat adalah orang yang terbaik setelah para nabi karena kekuatan iman mereka yang tinggi dan pergaulan langsung bersama Nabi Muhammad Saw menjadi salah satu penyebabnya.

Dari hadis diatas dan dibawah ini dapat disimpulkan bahwa adanya akhlak asasiyah dan akhlak sanawiyah yang melengkapi manusia untuk menjadi manusia yang berakhlak tinggi, akhlak assasiya yaitu seperti hadis dibawah ini, yaitu bahayanya untuk tidak memiliki sifat pendusta, akhlak sanawiyah atau kamaliyah, seperti dermawan, pemberani dan lainnya.

Mari kita lihat Hadist dibawah ini:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

(Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat”. ) (HR Bukhari)

Untuk memiliki akhlak yang wajib harusnya manusia mengapus 3 sifat buruk yang disebut pada hadist tanda tanda sifat munafik tersebut.

Apa yang menggemparkan?

Saya mencoba menggunakan penelitian ilmiah untuk topik ini, sayangnya saya tidak menemukan referensi dari dunia Islam atau dunia arab, yang saya temukan adalah penelitian yang membuahkan buku yang berjudul “Leadership Challenge”(tantangan kepemimpinan) karya Kouzes Posner, disini Kouzes Posner telah mengadakan survey yang melibatkan berjuta juta orang di enam benua, survey yang pertama diselenggarakan pada tahun 1985 dan yang kedua akhir akhir ini pada tahun 2007. Survey itu dilakukan untuk menjawab pertanyaan yaitu sifat apakah yang harus dimiliki seorang pemimpin?. Dan yang menarik jawaban dari pertanyaan tersebut baik survey yang diselenggarakan tahun 80an atau tahun 2007 memberikan jawaban yang agak mengejutkan yaitu sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah Credibiliy(Jujur dan dapat dipercaya). Yang bila kita berpikir lebih jernih lagi (Sodiq amin) Jujur dan dapat dipercaya adalah julukan Nabi kita Muhammad SAW pada sesudah atau sebelum menjadi Nabi .. Maka disimpulkan disini wahai para pemimpin! Kepemimpinan itu adalah akhlak, tidak perlu tahu dulu dalam ilmu perencanaan,pertahanan dan lain lain bila belum mempunyai akhlak! Akhlak asasiyah yaitu Kejujuran dan dapat dipercaya.

Akhlak adalah tonggak utama kemajuan umat

Banyak kita dengar di mana saja, Indonesia atau Amerika atau manapun saja, ketika lampu mati terjadi disalah satu kota besar, jumlah kerugian yang terjadi disebabkan oleh pencurian bisa mencapai berjuta juta. Itu disebabkan karena manusia berpatok pada peraturan. Peraturan sangat penting tanpa peraturan tidak ada Negara dan ketentraman. Tetapi peraturan tidak bisa mengikat manusia. Peraturan bisa berubah kapan saja, Tapi Akhlak tidak bisa berubah dan bersifat abadi, Pelanggaran peraturan akan disidang oleh pengadilan namun pelanggaran akhlak tanggung jawab didepan Allah SAW di akhirat. Itulah jika peraturan keras atau ada manusia takut, namun jika tidak ada peraturan kuat manusia dengan gampang melanggarnya. Akhlak adalah perilaku dalam dan luar manusia, tetapi peraturan atau hukum adalah perilaku luar manusia saja.

Fiqh Akhlak

Sungguh sangat disayangkan kebanyakan buku buku fiqih selama ini tidak disangkutpautkan dengan Nilai nilai akhlak, Allah SWT dalam menjelaskan peraturan fiqh di Al Quran seperti masalah cerai, di Surat Al talaq meskipun satu lembar setengah tercantum juga ada empat ayat yang membicarakan taqwa ! itu lah sebabnya ada banyak muslim yang menceraikan istrinya seenaknya saja dengan hanya mesms atau berkata kau telah kuceraikan, itu karena di buku fiqh kurangnya para ulama menyatukan aturan aturan fiqh dengan nilai nilai akhlak padahal Al quran melakukannya. Dari masalah cerai tersebut jika aturan fiqh disinergikan dengan nilai Akhlak maka seorang muslim akan bertaqwa seperti yang memang dianjurkan yaitu bertaqwa di segala kondisi dan situasi tidak menceraikan istri seenaknya saja. Begitu juga masalah kawin kontrak, Masalah fiqh disini dipisahkan dengan masalah akhlak. Secara fiqh sah namun secara Akhlak tidak sah, mana mungkin Islam menganjurkan suatu hubungan yang dibangun dengan kebohongan dan tipu daya. Bila istri kawin kontrak terbongkar oleh istri yang lama maka akan panjang urusannya dan itu menunjukan kebohongan hubungan yang pertama. Dan yang bohong bohong itu tentunya dari dulu sudah dilarang ole agama.. Begitu juga ketika kita membuka buku sirah nabawiyah kebanyakannya menceritakan perang. Namun dalam hakikatnya peperangan hanya mencakup 5 % saja dari hidup Nabi 95% Kehidupan Nabi adalah akhlak yang tinggi.

Islamnya Indonesia juga dari Akhlak

Siapa yang membuka/mengislamkan Indonesia Negara penduduk muslim terbesar di dunia? Apakah ada satu tentara muslim yang mebukanya? Tidak jawabannya. Yang membuka Indonesia adalah saudagar pedagang Arab yang jujur dan terpercaya. Memang sempat ada pendakwah yang datang dari tanah arab namun Pedagang pedagang itu datang lebih dulu dari pada Para Pendakwah. Rakyat Indonesia melihat para pedagang yang jujur, bisa diberi amanah, terpercaya, melayani dengan senyuman, pandangan yang belum pernah sebelumnya dilihat oleh rakyat Indonesia. Mari kita liha lihat hadist dibawah ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلًا فَقَالَ مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah. Maka beliaupun bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Dia menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tak meletakkannya di bagian atas agar manusia dapat melihatnya?! Barangsiapa yang menipu maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim no. 102)

Itulah akhlak islam yang tidak menghendaki kecurangan, bahkan kecurangan kepada siapun tak terkecuali.

Teladan Akhlak Nabi Muhammad SAW

Aklak tinggi Rosullullah Muhammad SAW tercermin pada hadis dibawah ini:

حَدِيثُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي أُفٍّ قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا

Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya : Aku pernah melayani Rasulullah s.a.w selama sepuluh tahun. Demi Allah, baginda sama sekali tidak pernah mengatakan kepadaku : His! Baginda tidak pernah mengatakan kepadaku karena sesuatu yang aku lakukan : Kenapa kamu kerjakan itu? Tidakkah kamu seharusnya mengerjakan ini (H.R. Bukhory, Kitab Adab, Hadits No.5578)

Akhlak Nabi Muhammad adalah Al Quran, itulah teladan paling tinggi untuk masalah akhlak.

Akhlak yang baik bahkan lebih penting daripada beribadah semata, karena agama adalah agama intraksi pada sesama,

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah selalu bangun (untuk shalat) di malam hari, berpuasa di siang hari, beramal dan bersedekah. Akan tetapi dia selalu menyakiti para tetangganya dengan lisannya?" Maka beliau menjawab, "Tidak ada kebaikan baginya. Dia masuk diantara para penduduk Neraka." Para sahabat bertanya, si Fulanah selalu shalat wajib dan selalu bersedekah dengan keju yang dikeringkan. Akan tetapi dia tidak pernah menyakiti siapapun?" maka Rasulullah menjawab, "Dia termasuk di antara para penduduk surga".

Sangat pentingnya Akhlak dalam kehidupan ini penyebab utama masuk surga:

Sesungguhnya orang yang paling hampir dengan tempatku di kalangan kamu ialah yang paling cantik akhlaknya, mereka menghormati orang lain dan mereka senang bermesra dan dimesrai.

Orang Mukmin itu ialah yang mudah mesra dan dimesrai, dan tiada kebaikan pada mereka yang tidak boleh bermesra dan dimesrai. Dan sebaik-baik manusia ialah yang banyak memberi manfaat kepada manusia." (Riwayat Al Hakim dan Al Baihaqi)

"Sesiapa yang tidak mengasihi orang kecil kami, sedangkan dia tahu kewajipan sebagai orang besar kami maka bukanlah dia dari golongan kami." (Riwayat Al Bukhari)

"Siapa yang berbuat baik (beri kasih sayang) kepada anak yatim lelaki atau perempuan, adalah aku dan dia di dalam Syurga seperti dua ini (ditunjukkan dua jarinya yang dirapatkan)." (Riwayat Al Hakim)

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. “ (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan At-Tirmidzi )

“Penyebab utama masuknya manusia ke surga adalah bertakwa kepada Allah dan kebaikan akhlaknya. “ ( Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dari pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.” ( Riwayat At-Tirmidzi )

“Saya menjamin sebuah rumah yang paling tinggi tingkatannya di sorga bagi orang-orang yang berbudi pekerti. “ ( Riwayat At-Tirmidzi )

“Sesungguhnya orang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mendapatkan kedudukan yang sama dengan orang yang (rajin) melaksanakan puasa dan shalat malam. “ (Riwayat Abu Dawud)

"Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia bersalah nescaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sekitar syurga. Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia benar niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah-tengah surga. Dan barangsiapa yang baik akhlaknya niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di ketinggian surga. (HR.Abu Dawud, Ath-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya:

“Manusia yang paling dikasihi Allah ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain dan amalan yang paling disukai oleh Allah ialah menggembirakan hati orang-orang Islam atau menghilangkan kesusahan daripadanya atau menunaikan keperluan hidupnya di dunia atau memberi makan orang yang lapar. Perjalananku bersama saudaraku yang muslim untuk menunaikan hajatnya, adalah lebih aku sukai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ini selama sebulan, dan sesiapa yang menahan kemarahannya sekalipun ia mampu untuk membalasnya nescaya Allah akan memenuhi keredhaannya di dalam hatinya pada hari Qiamat, dan sesiapa yang berjalan bersama-sama saudaranya yang Islam untuk menunaikan hajat saudaranya itu hinggalah selesai hajatnya nescaya Allah akan tetapkan kakinya(ketika melalui pada hari Qiamat) dan sesungguhnya akhlak yang buruk akan merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya). Terima kasih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun