Tema utama dari puisi ini adalah ketidakpedulian yang digambarkan sebagai bentuk egoisme yang dapat menjerat seseorang dalam "penjara" batin. Bambang Syairudin menggunakan metafora "penjara" untuk melukiskan keadaan di mana seseorang terkekang oleh sikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sosialnya. Sikap ini, meskipun mungkin memberikan kenyamanan sementara bagi individu yang bersangkutan, pada akhirnya tidak memberikan manfaat yang berarti, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat luas.
KEMBALI KE ARTIKEL