Abg berinisial Eg (15) itu mengaku menggunakan kaos ISIS hanya untuk gaya-gayaan saja. Menurut pengakuannya dia membeli kaos tersebut via online.
Petugas satpol pp sendiri memperkirakan masih banyak kaos bertuliskan ISIS yang beredar di Sanggau. Maka dari itu Satpol PP akan terus memantau dan mengamankannya karena khawatir kaos tersebut akan mempengaruhi pola pikir kalangan pelajar apalagi saat ini paham radikal banyak ditemukan di Indonesia. (Tribun Pontianak/ Senin 25/1)
Dari kasus ini kita tentu bisa melihat betapa pengaruh ISIS di Indonesia sudah luar biasa. Tanpa memberikan doktrin kepada anak secara langsung mereka mampu mempengaruhi pikiran ABG hanya dengan kaos.
Mungkin pelajar tersebut tidak paham tentang ISIS atau dampak buruk yang ditimbulkannya, namun secara psikologi kita bisa menyimpulkan bahwa pelajar tersebut menganggap bahwa tidak ada yang salah pada ISIS bahkan mungkin menurut mereka ISIS adalah lambang kegagahan.
Kaos semacam ini sejatinya sudah banyak ditemui dan dikenakan kalangan anak muda sejak lama. Seperti kaos bertuliskan buronan mertua. Mantan Narapidana dll. Dan selama ini memang tidak ada reaksi apa-apa dari masyarakat. Jikapun ada paling hanya komentar dalam hati.
Bagi kalangan anak muda kaos-kaos yang mengandung tulisan kontroversi memang sangat digemari. Karena bisa menarik perhatian orang. Namun bagi masyarakat secara umum, yang menganut tatakrama budaya timur hal yang semacam ini tabu.