Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

TKW: Mereka-mereka yang Memilih (Harus) Kabur

20 Februari 2010   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 122 1
Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang, panas masih sangat menyengat jalanan Madinah, aku berjalan di antara terik dan debu yang berterbangan. Aku terus berjalan menuju warung Indonesia yang masih berdekatan dengan Masjid Ijabah, masjid tempat Rosulullah berdo'a tiga hal atas permintaan Ali ra. Disitulah tempat toko, warung Indonesia banyak terdapat, kurang lebih sekitar satu kilometer dari Masjid Nabawi.
Karena hari itu libur kerja, aku memutuskan untuk mencoba menikmati makanan indonesia yang sangat jarang sekali kutemui lagi. Aku memasuki warung yang masih kosong, memesan makanan kepada penjaga warung yang berasal dari Bangladesh yang telah pandai berbahasa indonesia dengan baik. Sedikit ayam dan soto yang menggugah selera.
Setelah makananku siap aku menuju meja makan, melahap dengan bernafsu, tapi konsentrasiku buyar ketika mendengar suara seorang perempuan kepada penjaga warung..
"Fi maklum nafar saudi ibgho khaddamah ????" ( tahu orang saudi yang membutuhkan pembantu nggak???)

"Ma fi maklum…"( g tahu) jawab penjaga warung..

Aku menengok kearah suara berasal, seorang wanita muda dengan tubuh tinggi semampai dengan balutan kain hitam panjang yang menutupi sekujur tubuhnya, dan penutup wajah yang dia buka ke atas, sekilas terlihat kulit wajah yang putih halus dengan senyuman yang dipaksakan, dua buah tas berada di pundaknya. Setelah memesan makanannya dia duduk tak jauh dari meja tempatku menghabiskan sisa sisa makanan.

"Apa kabar mbak???" Aku menyapa duluan sambil sesekali melihat ke arah luar siapa tahu ada yang mengawasi kami.

"Baik, mas tahu tidak orang saudi yang lagi membutuhkan seorang pembantu???"

"Wah, kurang tahu ya mbak.. mbak emang kenapa???"

Lalu dia mengenalkan dirinya sebagai sri, seorang migran dari kota pesisir Jawa Tengah dan menceritakan sedikit kisahnya mengapa dia harus melarikan diri dari majikannya..

"Sebenarnya majikanku baik mas, cuman masalah gajinya yang tidak lancar, sudah tujuh bulan ini aku tidak di gaji mas, sedangkan aku mempunyai seorang suami dan seorang anak yang masih berumur tiga tahun.. " katanya.

"Mulai tadi pagi mas, aku jalan keliling Madinah, tidak tau mau kemana, aku sudah capek mas… " ceritanya dengan sedih.

Di hawa yang panas begini dan seorang wanita berjalan sendirian mulai pagi buta sampai malam akan menjelang, dan aku tidak berani membayangkan. seorang perempuan yang putus asa namun tetap mencoba untuk tegar di tengah deritanya. Sebagai seorang laki laki pun mungkin aku tidak mempunyai cukup keberanian untuk melakukan hal konyol seperti itu. Wanita selalu bisa membuat ku kagum sekaligus mengelus dada. Terlalu rumit untuk ku pahami, apakah semua wanita memang seperti ini???

Tidak berapa lama suara azan ashar berkumandang. Sudah menjadi peraturan di Saudi ketika waktu sholat tiba, semua toko atau warung harus tutup.
Aku hendak beranjak keluar ketika warung mau di tutup, dan dia bertanya kepadaku…

"Trus aku piye mas???"

"Waduh, gimana ya.." dalam keadaan terpepet dan rasa kasihan terhadap nasib perempuan yang baru saja kukenal. Akhirnya aku mengajaknya ke hotel tempatku bekerja, semoga kawanku (seorang Saudi) yang pernah bilang bahwa orang tuanya membutuhkan seorang pembantu bisa memberikan jalan keluar.

Aku berjalan duluan sejauh lima meter di depan dan dia membuntutiku di belakang. Di Saudi seorang laki laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dilarang berjalan bersama. Aku tidak mau berurusan dengan polisi sini dan tersangkut masalah di negeri orang. Aku hanya ingin membantu semampuku, sebagai sesama pekerja migran di negeri orang yang keras ini.

Singkat kata orang tua temanku menyetujui untuk mengambilnya sebagai pembantu, sehabis maghrib dia di jemput ke tempat yang telah di tentukan.

Alhamdulillah ucapku, tidak terbayang jika seandainya seorang perempuan harus berkeliaran sendirian pada malam malam yang gelap seorang diri tanpa tujuan kemana dia harus pergi…
Dan sambil melangkah pulang aku menggumam lirih..

"Sri, kapan kowe bali…???"

*Tulisan ini aku dedikasikan untuk semua perempuan yang tetap tegar di tengah deritanya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun