Mereka yg berdaulat mewakili dirinya sendiri sbg tuan-tuan unggul dalam sexis dg wanita dan derajat harta keturunan dibandingkan kaum budak.
Perbincangan sosial politik budaya dan hukum dalam tema demokrasi ini pada sebuah mekanisme sederhana dri yg kita kenal sbg parlemen atau legislatif adalah perbincangan antara Tuan tuan kaum pria, wanita dan budak tidak dimaksudkan dlm konsep atau rancang bangun ide asal sebuah demokrasi, dua golongan terakhir ini tidaklah dalam skema demos kratos.
Perlu refleksi ulang pada tataran konsep dlm dimensi yg struktural determinan,mendasar radikal yaitu pengaruh demokrasi ketika dipahami dalam jejak jejak sejarah yg sudah terdistorsi dimana demokrasi saat ini sudah berubah menjadi asas2 yg ternyata tidak pernah mengakar pada sebuah realitas sosial sbg petunjuk struktur sosial spt apa sejatinya yg mendeterminasikan azas-azas demokrasi
Perlu diskursif dan pewacanaan baru ttg demokrasi yg sudah membius sahabt2 yg jujur dan ikhlas apalagi masy modern bergerak dg sedemikian ilusif nya melalui dogma demokrasi adalah perwakilan rakyat, demokrasi terdistorsi dari hakikat aslinya dari sebuah narasi yg buruk menjadi berhala yg dipuja, demokrasi tidak pernah ada jika yang dimaksud kedaulatan rakyat berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan.,