Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sebidang 80x50

11 Juli 2024   07:30 Diperbarui: 11 Juli 2024   07:43 44 1


Ratap dera menyapa

Bergetar bagai puing-puing yang runtuh

Seakan menyayat kalbu

Terseret dalam halusinasi liarku

Sampai tak pernah kusadari

Entah sampai kapan nanti


Kuingin berkata apa?

Soal rasa, rasa yang mana ?

Semua terasa begitu hampa

Hilang sekejap begitu saja

Tanpa kusadari hanya sebidang 80X50

Kanvas kosong yang terbentang


Ku masih diruangan yang sama

Menatap sebidang 80X50

Kumasih duduk dikursi yang sama

Memakai kaos lusuh

Kumasih memakai topi usang yang sama

Yang mulai termakan usia

Kumasih mengunakan kuas yang sama

Penuh noda dusta yang tak kunjung usai

Rasa bosan penuh keputusasaan datang

Bagai sahabat yang lama menghilang

Patahkan saja kanvasnya !

Biyar ramai !!

Sial kataku !


Sesaat hening

Kulihat sebidang 80X50

Tinggal serpihan kecil yang mulai berserakan

Kupungut satu-persatu serpihan

Kanvas putih 80X50

Sesekali kulihat kembali

Sisa-sisa serpihan

Berharap agar dapat menemukan

Ohh sayang

Anjing !!!

Kenapa begitu sulit mendapatkan bayang

Tuhan...


Tersentak Alif, Lam, Mim

Apa itu Tuhan

Tak satu artipun kutemukan dikitab suciku

Apakah aku setolol itu

Apa yang salah Tuhan

Kuhannyalah seonggok daging yang mulai lalai

Lalai akan anugerah terindah yang telah kau beri

Lalai akan kesombongan

Lalai akan keserakahan

Lalai akan siapa yang menciptakan

Apakah aku harus berdengung

Bagai kumbang yang asyik bercumbu dengan malam

Tuhan...


Penuh rasa kesal

Diselimuti keputusasaan

Kutinggalkan sebidang 80X50

Yang terbentang berserakan


Kudus Graha Muria, 16 Januari 2017

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun