Ku pandangi pesonanya dari ujung kaki hingga kepala,
Tahukah kalian apa yang terjelma?
Cinta! (Abu Bakar ra)
Ya Rasullah, kau.... sudah begitu lama meninggalkan kami. Setiap kali aku mengingatmu, dasyatnya rasa rindu dalam dada berkecamuk ria karena ingin bertemu denganmu; walaupun tak seperti bilal yang memecah keheningan langit dengan tangisannya ketika menyebut namumu dalam azan, karena kau membuatnya begitu rindu. Aku membayangkan betapa sejuknya pandangan wajahmu, betapa halusnya suaramu, betapa indahnya gerak tubuhmu, dan sejuta kata- kata ‘betapa' yang tak dapat kubayangkan. Semangat jiwamu yang menyala selalu hidup dalam hati kami. Kemuliaan akhlakmu akan selalu menjadi dambaan kami.
Ya Rasulullah jadikan kami kekasihmu yang merindui. Biarkan kau menjadi pelita terindahku. aku mengenangmu ya Rasulullah, meski hanya dengan setitik tinta pena. Saya menggumimu duhai pembawa cahaya dunia, meski aku tak dapat berkata- kata. Biarlah Untaian indah Hasan Bin Tsabit menjadi peredam gemuruh rindu dalam dada:
Engkau adalah ke dua biji mata ini
Dengan kepergianmu yang anggun,
Aku seketika menjelma menjadi seorang buta
Yang tak perkasa lagi melihat cahaya
Siapapun yang ingin mati mengikutimu
Biarlah ia pergi menemui ajalnya,
Dan Aku,
Hanya risau dan haru dengan kepergian terindah mu
Wahai kawan, marilah kita belajar mencintai rasulullah dengan sepenuh hati. kenanglah beliau, meski kita dalam kesempurnaan kurnia, apalagi dalam sengsara dunia yang memekakan logika. Agar hal ini menjadi obat penawar dan pelipur lara hati yang kerap menguji. Hingga di akhirat kelak, dengan agung Rasulullah memanggil semua manusia yang senantiasa merindukan dan mencintainya. Hingga kita pun bisa berkumpul dengannya. Karena rasul berkata bahwa di akherat kelak kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai.
Adakah yang lebih mempesona , ketika suara suci Rasulullah menyapa kita dengan anggun, menjumpai kita dengan paras yang tak pernah mampu dibayangkan sebelumnya. Adakah yang lebih membahagiakan di kedalaman hati, ketika sesosok yang paling dicintai Allah sepenuhnya, berada nyata di dekat kita dan menemui kita dengan senyuman yang paling manis menembusi relung kalbu. Dan adakah di dunia ini yang lebih menerbangkan perasaan ke angkasa, ketika jemari terkasih menggapai kita untuk memberikan naungan perlindungan dari siksa pedih azab neraka. Adakah kawan?
Jika saat ini mata kita memantulkan cahaya kerinduan pada Rasulullah, berbahagialah, karena mudah-mudahan ini sebuah pertanda. Pertanda cinta tak bermuara. Dan, ketika kita rindu pada beliau, kita sungguh mampu menyimpan cinta itu di dasar hati.
Salamku untuk semua sahabat. Mari kita bersama-sama bergenggaman, saling mengingatkan, saling memberikan keindahan ukhuwah yang telah Rasulullah tercinta ajarkan. Mari kawan!