[Mengapa UNESCO menetapkan 17 November sebagai perayaan sastra internasional 2024?
1. Warisan Sastra yang Signifikan . A.A. Navis adalah salah satu sastrawan terkemuka Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan kesusastraan nasional. Karya-karyanya, terutama "Robohnya Surau Kami," tidak hanya kaya akan tema dan narasi, tetapi juga memungkinkan pembaca untuk memahami dan merenungkan nilai-nilai kebudayaan dan sosial dari perspektif lokal, terutama dalam konteks masyarakat Minangkabau.
2. Pendekatan Kritis dan Inovatif. Navis dikenal karena pendekatan kritisnya terhadap isu-isu sosial, politik, dan budaya. Ia berani mengangkat topik-topik yang seringkali tabu atau sensitif, menjadikannya sebagai suara yang relevan dalam pertarungan nilai tradisional dan modernitas. Melalui karyanya, Navis mendorong masyarakat untuk berpikir kritis dan mempertanyakan norma-norma yang ada, yang sangat penting dalam konteks global saat ini.
3. Penghargaan terhadap Kebudayaan Lokal. Dengan merayakan A.A. Navis, UNESCO memberi penghargaan terhadap pentingnya kebudayaan lokal dalam menghadapi globalisasi yang kian mendalam. Navis berhasil menunjukkan bahwa kebudayaan lokal tidak hanya memiliki nilai bagi masyarakat setempat, tetapi juga dapat memberikan wawasan yang berharga bagi dunia internasional. Ini sejalan dengan misi UNESCO untuk melestarikan dan mempromosikan keragaman budaya.
4. Inspirasi bagi Generasi Mendatang. Menetapkan hari kelahiran A.A. Navis sebagai perayaan sastra internasional juga berarti memberikan inspirasi kepada generasi sastrawan dan penulis masa depan. Melalui penghormatan ini, diharapkan banyak orang yang terinspirasi untuk mengangkat tema-tema lokal dan nilai-nilai tradisional dalam karya-karya mereka, serta meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia sastra.
Dan 5. Peningkatan Kesadaran Global. Perayaan ini tentunya akan meningkatkan kesadaran global tentang karya-karya A.A. Navis dan menjadikannya lebih dikenal di berbagai belahan dunia. Ini adalah kesempatan untuk menjembatani dialog antara budaya yang berbeda, serta menggali lebih dalam pemikiran Navis yang dapat diadaptasi dan diterapkan dalam konteks yang lebih luas.]