Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Rasulullah Suka Merah Putih (Selamat Hari Pahlawan)

6 November 2012   10:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:53 2205 0

“Sesungguhnya Allah memperlihatkan dunia kepadaku. Aku ditunjukkan pula timur dan baratnya. Dan aku dianugerahi warna yang indah: merah putih”.

Kutipan di atas adalah sabda Nabi Muhammad saw, dalam bahasa Arabnya: “Innallaha zawalliyal ardha Masyariqahaa wa magharibahaa Wa-a’thoniil kanzaini:Al-Ahmar wal Abyadh.”

Beberapa sejarahwan menilai, hadist itulah yang menjadi salah satu indikasi kuat kalau Nabi Muhammad Saw suka akan warna merah-putih. Dari sejumlah literatur, hadis tersebut terdapat dalam Kitab Sahih Imam Muslim, yakni Al-Fitan (jilid X halaman 340). Ada banyak silsilah untuk sampai pada periwayatan hadist shahih ini. Silsilahnya: Hamisy Qasthalani mendapat berita dari Zubair bin Harb; Ishaq bin Ibrahim; Muhammad bin Mutsanna; Ibnu Basyayar; Mu’adz bin Hisyam; Qatadah; Abu Qalabh; Abu Asma’ Al-Rahabiy; dan Tsauban.

Memang, dalam berbagai literatur, ada banyak jejak Nabi Muhammad menggunakan merah-putih dalam berbagai dinamika kehidupannya. Panji-panji yang kerap dibawa pasukan Rasulullah saw saat pembebasan (perang) misalnya, warnanya merah-putih.

Merujuk warna merah misalnya, sapaan ungkapan “sayang” beliau terhadap Siti Aisyah, isterinya, yakni humairah, artinya merah. Nabi Adam terhadap Siti Hawa,isterinya, juga begitu; dengan sapaan hautun, berarti merah. Begitulah yang diungkap Ismail Haqqi Al-Buruswi dalam Tafsir Ruhul Bayan.

Warna busana Nabi Muhammad yang berangkap dua (al-Hullah)—buasa yang biasa beliau kenakan—juga berwarna merah. Al-Barra RA menyebutkan, “waqad ra-aituhu fi hullatin hamra-a” (Sungguh kusaksikan Rasulullah SAW berbusana hullatun, merah warnanya). Dalam ungkapan lain ia mengatakan, “maa ra-aitu syay-an ahsana minhu” (Dan aku belum pernah melihat busana Rasulullah yang seindah itu). Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Daud,dan Tirmidzi.

Warna sarung pedang Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib, dan Khalid bin Al-Walid pun merah.Begitu juga warna masjid Rasulullah saw. Semasa hidupnya, dinding dan lantai masjid tersebut berornamen merah bata. Lengkungan pada bangunan masjid Nabi, misalnya,dihiasi warna merah dan putih.Ini dapat dilihat pada warna interior masjid Al-Hamra di Kordoba, Spanyol. Dan Al-Hamra itu sendiri sebutan lain dari al-Ahmarm artinya merah.

Di Masjid Nabawi terdapat interior pada atap bagian dalam (plafon),melengkung seperti Masjid Al-Hamra Muawiyah. Warnanya disesuaikan dengan kubah hijau makam Rasululllah saw, yakni hijau dan putih. Tapi karpet masjid Nabawi tetap menggunakan warna merah.

Saya tidak tahu pasti bagaimana asal muasal merah putih dijadikan bendera Indonesia. Jelasnya, penggunaan merah-putih memang sudah mulai digunakan pada masa Nusantara. Dan warna ini pun cermin dari heroisme.

Pada zaman Kerajaan Singosari (1222-1292 M) yang atau sezaman dengan Dinasti Ilkhanat (Bani Ilkhan) yang berpusat di Turkistan atau sezaman dengan akhir kekuasaa Khwarizmi (dinasti Islam Sunni yang berasal dari mamluk) , misalnya. Di masa itu, pemberontakan Jayakatwang atas kekuasaan Kertanegara, Raja Singosari, sekitar tahun 1292, menggunakan bendera merah-putih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun