Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Maaf (Tragedi Bab I)

1 Desember 2011   20:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 163 0



Langkahnya cepat tak seperti biasa, isi tasnya berbaur dan bercampur, laptopnya bahkan hampir keluar. Sampai akhirnya dia sampai di tempatku dan wajahnya menyeramkan.

Kakak sudah gila? Ngapain kakak ikut-ikutan kayak gituan?” bentakmu mengadiliku seakan maling yang suka berkeliaran di Masjid Darul Ulum.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun