Aku hidup karena cinta. Itu kata orang-orang di sekitarku. Bahkan dunia ini pun ada karena cinta bukan? Jika bukan karena cinta lalu untuk apa Tuhan menciptakan dunia dan seisinya ini? Sehingga saat seorang filsuf kenamaan asal Perancis, Jean Paul Sartre tapi lebih dipopulerkan oleh Rene Descartes, mengatakan “ karena berpikir (maka), aku ada” bukankah sah-sah saja jika aku mengatakan hal senada, “ karena cinta (maka) aku ada”. Semua bermula karena cinta dan akan berakhir disebabkan cinta pula. Setiap konflik di manapun di dunia ini tentulah karena cinta. Entah karena cinta pada diri sendiri, harta, tahta maupun wanita. Begitupun dengan diriku. Aku melakukan semua ini karena besarnya cintaku padanya. Sosok yang sempurna menurutku. Meskipun banyak yang menyalahkan pendapatku bahwa ada kesempurnaan pada pujaan hatiku ini. Mereka bilang bahwa hanya Tuhan yang berhak menyandang gelar sempurna.