Pencemaran Sungai Kalisari menjadi salah satu penyebab utama masalah air bersih di Mulyorejo. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa tingkat pencemaran sungai berada pada level 4, yang berarti sangat kotor dan tidak layak digunakan tanpa pengolahan lebih lanjut. Limbah rumah tangga seperti sisa deterjen dan air bekas cuci piring dibuang sembarangan ke sungai, menyebabkan kualitas air menurun drastis. Selain itu, pertumbuhan populasi yang pesat dan urbanisasi yang tidak terencana juga memperburuk situasi ini. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan air bersih semakin tinggi, sementara sumber daya yang tersedia semakin menipis.
Dampak dari krisis air bersih ini sangat luas. Warga Mulyorejo menghadapi risiko kesehatan akibat mengonsumsi air yang tercemar, dengan potensi penyakit seperti diare dan infeksi saluran pencernaan meningkat. Selain itu, penggunaan kaporit sebagai solusi sementara untuk menjernihkan air juga menimbulkan kekhawatiran akan efek samping jangka panjang bagi kesehatan masyarakat. Di sisi lain, kualitas hidup masyarakat juga terganggu karena ketidakpastian akses terhadap air bersih yang aman dan layak. Hal ini menciptakan ketidakpuasan sosial dan berpotensi memicu konflik antarwarga dalam mencari sumber air alternatif.