Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Perbedaan Software Sumber Terbuka dan Sumber Tertutup

11 Juni 2024   22:12 Diperbarui: 11 Juni 2024   22:28 63 0
Dalam dunia perangkat lunak, terdapat dua model pengembangan yang dominan: open source dan closed source (atau proprietary). Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal lisensi, pengembangan, dan distribusi. Mari kita telusuri perbedaan antara keduanya.

1. Lisensi

Perangkat lunak open source disertai dengan lisensi yang memberikan hak kepada pengguna untuk mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumbernya. Lisensi-lisensi terkenal seperti GNU General Public License (GPL) dan Apache License merupakan contoh dari lisensi open source, sedangkan Perangkat lunak closed source memiliki lisensi yang membatasi akses pengguna terhadap kode sumbernya. Pengguna hanya diberikan hak untuk menggunakan perangkat lunak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemiliknya, dan tidak diizinkan untuk mengakses atau memodifikasi kode sumbernya.

2. Transparansi dan Keterbukaan

Kode sumber perangkat lunak open source tersedia untuk publik, sehingga memungkinkan transparansi dan keterbukaan dalam pengembangannya. Komunitas pengembang dapat memeriksa, memodifikasi, dan meningkatkan kode sumber secara kolaboratif, sedangkan Kode sumber perangkat lunak closed source tidak tersedia untuk publik, sehingga transparansi dan keterbukaan dalam pengembangannya terbatas. Pengguna hanya dapat mengandalkan pemilik perangkat lunak untuk memperbarui, memperbaiki, dan mengamankan produk.
Banyak perangkat lunak open source tersedia secara gratis, sehingga mengurangi biaya untuk mendapatkan dan menggunakan perangkat lunak tersebut. Namun, biaya implementasi, dukungan, dan pelatihan mungkin tetap ada.
Closed Source: Perangkat lunak closed source seringkali memerlukan biaya lisensi yang tinggi untuk digunakan. Selain itu, biaya tambahan mungkin juga diperlukan untuk pelatihan, dukungan, dan pemeliharaan.

4. Keamanan
Keamanan perangkat lunak open source tergantung pada transparansi kode sumber dan partisipasi komunitas pengembang dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan keamanan. Meskipun demikian, karena kode sumbernya terbuka, kerentanan juga dapat dieksploitasi oleh penyerang, sedangkan Keamanan perangkat lunak closed source bergantung pada upaya pengembang internal untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan keamanan. Namun, karena kode sumbernya tidak tersedia untuk publik, proses penemuan kerentanan dapat menjadi lebih sulit bagi pihak eksternal.

5. Fleksibilitas dan Kontrol

Pengguna perangkat lunak open source memiliki fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar terhadap penggunaan dan penyesuaian perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka dapat memodifikasi kode sumber sesuai kebutuhan dan menerapkannya tanpa batasan, sedangkan Pengguna perangkat lunak closed source memiliki keterbatasan dalam hal fleksibilitas dan kontrol, karena mereka tergantung pada pemilik perangkat lunak untuk memperbarui, memperbaiki, atau memodifikasi produk.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun