Suara langkah kaki di luar belay membuat aku terbangun, dua orang bocah yang sebelumnya berada di belay yang sama tempat aku berada, kini sudah tidak terlihat lagi. Aku bangun dengan kepala agak berat, aku bersandar pada tiang belay untuk menghilangkan rasa berat di kepala, kemudian bangkit perlahan dengan kedua tangan masih berpegangan pada tiang. Pintu yang terbuat dari kulit pohon kudorong keluar, cahaya matahari menyirami jiwaku seutuhnya dan pagiku disambut oleh pemandangan hijau yang lebat mengelilingi pemukiman.