Suara genderang menggema penuh semangat, seirama dengan gerakan pengayuh yang berada di setiap sisi kapal. Air sungai Mahakama bergelombang, sekawanan pesut meloncat beriringan. Aku bersandar di jeruji besi dengan kaki terjerat rantai demikian juga dengan kedua pergelangan tanganku. Kapal sedikit bergoyang, suara orang-orang timbul-tenggelam, aku memejamkan mataku, mencoba memfokuskan imajinasiku ke alam lama yang bisa membuat aku tenang, yaitu suara lembut yang aku rindukan. Ketika aku membuka mata, aku membayangkan berada di atas tempat tidur, berbaring dalam wujud kecilku, di sampingku sosok yang aku rindukan duduk sambil mengelus rambutku.