Alam sudah menyediakan sumber air untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Sumber air yang digunakan terus menerus tanpa diiringi mendaur ulangnya terdengar wajar jika saat kemarau panjang terjadi kelangkaan air bahkan kekeringan. Sehingga perlu adanya upaya pemanfaatan air secara maksimal, terutama di daerah-daerah tertentu yang berlangganan kelangkaan air setiap tahunnya.
Bojonegoro, Jawa Timur adalah salah satu daerah yang sering mengalami kelangkaan air. Kabupaten tempat kelahiran saya ini, jika musim penghujan rawan terjadi banjir lantaran beberapa desa terletak di sekitar sungai Bengawan Solo. Tetapi saat musim kemarau juga rentan terjadi kekeringan, karena beberapa wilayahnya jauh dari aliran sungai Bengawan Solo. Sementara tempat tinggal saya berada di daerah yang rentan terhadap kekeringan.
Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengupayakan berbagai hal sederhana agar air yang ada dimanfaatkan secara maksimal. Cara ini dimaksudkan agar bisa dilakukan siapa saja tanpa terkendala biaya yang besar. Jika hujan turun, sebaiknya ditampung, lalu didiamkan hingga kotorannya mengendap, kemudian disaring menggunakan kain transparan. Air ini bisa dimanfaatkan untuk mengisi bak penampungan air di toilet dan dapat digunakan sebagai tandon air untuk tanaman di kebun atau sawah. Itulah cara sederhana yang dengan mudah bisa dilakukan untuk memanfaatkan air hujan.
Air hujan memiliki sifat korosif, artinya bisa menyebabkan perkaratan suatu benda yang umumnya terbuat dari logam. Sifat korosif ini terjadi karena air hujan mengandung berlimpah oksigen. Oksigen dan air yang jatuh akan bereaksi dengan logam sehingga menimbulkan terjadinya reaksi oksidasi pada logam dan terbentuklah karat logam.
Sifat korosif air hujan membuat air hujan tidak bisa dimanfaatkan begitu saja. Dibutuhkan perlakuan tertentu terhadap air hujan agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menghilangkan sifat korosif tersebut adalah dengan menampung air hujan dalam waktu yang lama. Karena oksigen yang terkandung di dalamnya lama kelamaan akan menguap dan jadilah air hujan menjadi air tawar.
Penampungan air hujan bisa dibuat dengan cara membuat bak penampungan air seperti penampungan air di kamar mandi pada umumnya. Atau dengan cara sederhana yaitu menggali halaman rumah dan melapisinya dengan terpal (karpet plastik) agar air yang tertampung tidak bercampur dengan tanah. Adapun penampungan tersebut diberi aliran air yang jatuh dari talang, agar air lebih cepat tertampung dan berlimpah.
Air hujan yang tertampung, terutama yang masih terlihat belum jernih akan lebih terjamin kebersihannya jika dilakukan metode penjernihan air secara sederhana. Metode ini menggunakan bahan-bahan serta alat-alat yang mudah ditemukan, yaitu ember yang sudah dilubangi kecil-kecil diberi batu-batu kecil, dilapisi dengan kain transparan lalu diberi sabut kelapa kemudian busa lalu dilapisi kain lagi kemudian ditaburi pasir. Air keruh cukup dituangkan lalu ditunggu tetes demi tetes air yang mengalir pada lubang ember, bisa dibandingkan air yang dihasilkan lehih jernih dari sebelumnya. Selain itu, air bekas cucian menggunakan sabun atau detergen juga bisa dijernihkan dengan menggunakan arang aktif yang dilapisi dengan zeolit. Adapun kedua bahan tersebut bisa dibeli secara online, jika memang sulit didapat di toko terdekat.
Penjernihan air di atas dimaksudkan agar air yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal, namun bukan untuk dikonsumsi. Mengingat saat ini hujan belum kunjung turun. Sementara kebutuhan air tidak pernah ada habisnya. Semoga cara ini dapat meminimalisir terjadinya krisis air, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah sebagaimana di daerah saya.