Perang dingin yang terjadi di pertengahan abad ke-20 antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mungkin telah berakhir, tetapi konsep dan dinamika yang muncul pada masa perang tersebut tetap relevan sampai zaman modern, terutama dikawasan Timur Tengah. Konflik antara Hibullah dan Israel adalah salah satu contoh, dimana kekuatan-kekuatan besar yang ada di dunia seperti Amerika serikat dan Iran, menggunakan aktor negara maupun aktor non-negara dalam memperjuangkan pengaruh geopolitik. Hizbullah sebagai perwakilan dari Iran di Lebanon, dalam keterlibatan konflik berkepanjangan dengan Israel yang didukung oleh Amerika Serikat. Dalam artikel ini, saya akan menganalisis tentang konflik Hizbullah dan Israel yang masuk dalam kategori perang proksi yang terjadi di Timur Tengah, dan bagaimana hal ini mencerminkan pola konsep yang terjadi pada saat perang dingin seperti
Balance Of Power, Detterenece, dan
Security Dillema dalam konflik tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL