Malam, engkau tahu  aku selalu benci ketika memimpikannya, semakin hiruk-pikuk tangis hujan di atap kamar-ku, ia datang. Semakin lantang cerewet gagak yang bertengger di mataku semakin tumbuh pula ia. Sepanjang itu pula tabir rinduku ku-koyak .
KEMBALI KE ARTIKEL