Subuh yang lusuh. Nainawa berdiri ketika ingatannya telah pulih. Tangan memutar gagang pintu lalu ia membukanya. Angin memasuki rumah tua itu. Rambutnya yang lurus tersibak. Matanya terpejam karena terpaan angin. Perlahan ia duduk di beranda beralas bambu, sebelum shalat Subuh memasuki waktunya yang tepat.
KEMBALI KE ARTIKEL