Penuhi tiap sudut bangunan
Hentakan kaki dan tepuk tangan
Serasi ikuti alunan musik
Warna-warni kostum hiasi pentas siang ini
Terlihat sosok wanita bermata sendu
Bergerak ikuti alunan musik dengan lincah
Tapi dia merasa sepi di tengah hingar-bingar pentas
Sejatinya, lawannya bukanlah orang lain
Tapi hatinya sendiri
Dia berusaha berdiri tegar
Di singgasana yang penuh kenangan
Tatapan matanya kosong
Karena yang ditatapnya hampa
Dia terus bergerak di antara puing-puing luka
Tak ada senyum
Karena yang ada hanya duka lara
Waktu terasa begitu lama baginya
Bagai berjalan di atas pecahan kaca
Hanya satu pintanya siang ini
Pentas segera usai
Agar kenangan itu juga sirna