Membaca Surat Terbuka Jaya Suprana diatas, membuat opini para pembaca terbagi dalam tiga bagian secara umum: setuju, tidak setuju, dan ada pesan tersembunyi, alias membentuk opini tersendiri. Opini dalam opini, kalau boleh disimpulkan secara nyeleneh.
Isi surat terbuka Jaya Suprana juga membawa dimensi lain yang perlu dikritisi: Kesantunan versus Korupsi. Jika kata-kata toilet dan sepak terjang Ahok sebagai pejabat publik mengusik begitu banyak orang, sampai potensi kerusuhan "Anti-Cina" pun diangkat oleh tokoh masyarakat seperti Jaya Suprana, mengapa kasus mega-korupsi APBD DKI tidak meledak-ledak dalam pemberitaan?
Kalau bukan Ahok yang menyentil tiap hari tentang kasus korupsi UPS dan lain-lainnya dengan potensi kerugian sampai Rp. 40 Trilyun, tentu pemberitaan kasus ini sudah tenggelam entah kemana. Bahkan ada seorang "pakar" yang mengatakan "Ucapan Ahok Lebih Bahaya Daripada Korupsi" , entah gelar pakarnya didapat darimana. Logika yang bikin sakit kepala demikian jika diterapkan maka Ahok pantas berdiri dihadapan regu tembak, seperti pemerintah China yang menghukum mati pelaku korupsi. Bahkan ada tersangka koruptor yang bunuh diri seperti diberitakan: