Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial Pilihan

Dari Uang Tunai ke Digital: Menyambut Era Cashless Society di Indonesia

19 Oktober 2024   09:40 Diperbarui: 19 Oktober 2024   09:46 1975 5

Teknologi digital menyebabkan banyak perubahan drastis, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga cara orang bertransaksi. Bagaimana tidak? Membeli cilok dan jajanan SD saja sudah bisa lewat GoPay, bahkan pengemis pun ada yang menggunakan QRIS. 

Fenomena cashless society ini sedang berkembang pesat di Indonesia, di mana penggunaan uang tunai perlahan digantikan oleh transaksi digital seperti e-wallet dan transfer bank melalui aplikasi mobile. Fenomena ini bukan sekadar tren sementara, melainkan bagian dari perubahan yang lebih besar dalam perekonomian Indonesia, yang didorong oleh pertumbuhan teknologi, akses internet yang semakin baik, dan meningkatnya kepemilikan smartphone.

Di Indonesia, tren menuju masyarakat tanpa uang tunai atau cashless society semakin berkembang pesat. Sebelumnya, banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil, yang tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan formal seperti rekening bank. Namun, dengan hadirnya layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja, masyarakat kini dapat melakukan transaksi digital dengan lebih mudah, tanpa harus memiliki rekening bank. 

Sebagai contoh, GoPay yang awalnya digunakan untuk membayar layanan transportasi, kini telah berkembang untuk berbagai transaksi sehari-hari, mulai dari pembelian makanan, pembayaran tagihan, hingga donasi. 

Selain itu, penerapan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia memungkinkan pengguna dompet digital apapun dapat melakukan pembayaran di merchant yang menggunakan platform e-wallet berbeda. 

Hal ini mendorong semakin banyak usaha kecil dan menengah untuk menerima pembayaran digital, karena prosesnya yang lebih praktis, cepat, dan aman.

Perkembangan Cashless di Indonesia

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun