Sejak awal 2000-an, DIY telah mengembangkan sistem transportasi publik, termasuk bus Trans Jogja yang mulai beroperasi pada tahun 2008. Trans Jogja dirancang untuk mengurangi kemacetan dan menyediakan alternatif transportasi yang ramah lingkungan. Namun, meskipun ada upaya tersebut, ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, tetap tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, pada Juli 2024, jumlah penumpang angkutan kereta api mengalami peningkatan 12,35% dibanding bulan sebelumnya, menunjukkan adanya pergeseran preferensi moda transportasi.
Angkutan Umum yang Tidak Beroperasi Lagi
Beberapa angkutan umum di DIY telah berhenti beroperasi, terutama angkutan perdesaan yang jumlahnya menurun drastis dalam 15 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh tingginya penggunaan sepeda motor pribadi yang lebih murah dan mudah diakses. Menurut pengamat transportasi, krisis angkutan umum ini berdampak pada peningkatan penggunaan kendaraan pribadi dan konsumsi bahan bakar minyak subsidi yang tinggi.
Pengalaman Pribadi dengan Angkutan Umum
Sebagai contoh, saya pertama kali mencoba Trans Jogja pada tahun 2010. Awalnya, saya merasa kurang nyaman karena keterbatasan rute dan jadwal yang tidak selalu tepat waktu. Namun, seiring berjalannya waktu, Trans Jogja melakukan berbagai perbaikan, seperti penambahan rute dan peningkatan frekuensi keberangkatan. Hal ini membuat saya semakin memilih Trans Jogja sebagai alternatif transportasi utama, terutama untuk perjalanan ke pusat kota dan area wisata.
Tantangan dan Solusi
Meskipun ada upaya untuk meningkatkan transportasi publik, tantangan seperti ketidakpastian jadwal, kenyamanan, dan keamanan masih menjadi hambatan bagi masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Menurut survei, 65% responden percaya bahwa transportasi publik dapat mengatasi kemacetan, namun mereka masih enggan beralih karena faktor-faktor tersebut.
Untuk mengatasi krisis transportasi publik, diperlukan komitmen dari pemerintah daerah untuk mengelola angkutan umum secara mandiri dan berkelanjutan. Peningkatan kualitas layanan, penambahan rute, dan integrasi moda transportasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat menggunakan transportasi publik dan dampaknya terhadap lingkungan juga penting untuk dilakukan.
Dengan upaya bersama antara pemerintah, operator transportasi, dan masyarakat, diharapkan krisis transportasi publik di DIY dapat diatasi, sehingga mobilitas masyarakat menjadi lebih lancar dan ramah lingkungan.