Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

"Hallo, Ibu Polwan Tia.. Masih Ingat Saya?"

8 Januari 2012   16:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09 620 0
Siang itu.. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, di Bis Antar Kota dari Probolinggo menuju terminal Arjosari-Malang...

Entah sudah berada di kota mana kami saat itu (aku dan teman teman tidak mengerti benar daerah-daerah di Jawa Timur, hehehe) saat seorang pengamen cilik berparas ayu naik bis kami. Dan mungkin hari itu merupakan hari keberuntunganku, karena seusai mengamen ia duduk persis di sebelahku, di bangku belakang. Dia tersenyum padaku, manis sekali.. seketika itu juga aku merasa ada yang beda dengan anak ini, entah kenapa aku merasa dia begitu istimewa, berbeda dengan anak-anak lain seusianya. Aku pun segera membalas senyumannya.

"Hallo, namamu siapa dik?" sapaku hangat sambil mengajaknya bersalaman.

"Tia, Mbak. Mbak sopo namanya?" jawabnya dengan aksen Jawa yang sedikit kental.

"Aleishya,"

"Aleishya.." ulangnya sambil menganggukkan kepala.

Singkat cerita, kami cepat sekali akrab. Anak cantik ini sekolahnya kelas satu SD, rumahnya di Lawang. Sepanjang jalan itu kami bicara tentang banyak hal lho... Ia bercerita tentang sekolahnya, guru-gurunya, tak hanya itu dia juga aktif bertanya kepadaku sampai-sampai aku agak kewalahan menjawabnya.

Terutama ketika kami saling bertukar cerita tentang cita-cita,

"Tia cita-citanya mau jadi apa?"

"Polwan, Mbak." jawabnya tegas dan penuh percaya diri.

"Wah, cita-cita yang bagus sekali," kataku sambil tersenyum bangga.

Tak diduga, ia bertanya balik menanyaiku,

"Kalau Mbak, cita-citanya SEKARANG jadi apa?"

Nah lho... mungkin itu hanya pertanyaan sederhana dari seorang anak kecil yang lugu.. tapi kenapa Tia harus menanyaiku cita-citaku yang sekarang? kenapa dia tidak bertanya tentang cita-citaku sewaktu kecil saja ya, hehehe... benar-benar anak yang pintar... masalahnya saat dia bertanya itu.. aku merasa tertampar.. aku punya banyak cita-cita sewaktu kecil - namun sampai di usiaku yang sekarang, pekerjaanku belum menjawab satupun dari cita-cita itu.. bahasa sederhananya, belum kesampaian. Mungkin karena kebanyakan juga, hehehe... aku tau aku harus segera memutuskannya. maka setelah Tia menunggu jawabanku selama beberapa saat dalam perenungan singkat itu, aku pun menjawab,

"Aku mau jadi penulis,"

"Penulis opo tho Mbak? buku?"

"Iya, buku. Novel, apa saja, yang penting aku mau menulis," jawabku sambil tersenyum.

Tia pun tersenyum sambil mengangguk-angguk tanda mengerti.

Benar-benar anak yang cerdas. Aku memang mudah jatuh cinta pada anak-anak, tapi Tia ini benar-benar memberikan kesan tersendiri untukku.. aku bahkan sempat memotretnya dengan kamera handphoneku, aku benar-benar beruntung... di foto itu Tia tersenyum manis sekali. senyuman tulus yang takkan pernah kulupakan seumur hidupku...

Sayang sekali kebersamaan kami segera berakhir ketika aku dan teman-teman telah sampai di Terminal Arjosari. Tia oh Tia... kuharap aku bisa bertemu lagi denganmu, adik manis.. aku doakan semoga cita-citamu tercapai ya.. Aku benar-benar berharap masih diberi usia sampai saat itu tiba, saat dimana kita berdua berjumpa kembali suatu hari nanti, sehingga aku bisa menyapamu dengan bangga,

"Halo.. Ibu Polwan Tia, masih ingat saya?"

Tuhan bersamamu, sayang... ^o^

(lim/2012)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun