Sekutum bunga mawar mekar indah
diantara melati mendekapmu  dalam taman  genggaman harapan
harummu menyengat hingga ke ujung kalbu Â
Riuh adalah hujan yang memeluk
sunyi seperti namamu, puan selalu berdesir mengeja kalbu
Fajar menghangatkan pandangan embun menyegarkan mawar  yang lagi mekar mengharumkan namamu sabagai cinta
Serpihan asa menganyam aksara kalbu
mengurai cinta pada darai asmara mendekap harapan yang kian hirap
pada ayunan langkah kisah yang tersingkap
seberkas lembaran cinta mengurai dan mengeja aksara
menggoreskan rindu pada baris asmara
mekar dengan tinta ketulusan
hingga mendekap dama dalam kalbu
Terkenang tak selalu mengharap, Hanya sebuah kilasan rasa.
Tak ada yang dipaksa, Hanya melintas tanpa aba.
Bukan juga kebetulan semata, Hanya jiwa yang mencari belahannya