Tatapanmu abadi
Pada sepersekian menit kala itu
Di kerumunan ramai
Sebelum rehat sehabis pensi
Setelahnya di Penglebur gongso
Mencarikan sendal-sendal bocah
Yang sembunyi di bebatuannya
Tatapanmu sayu kian abadi
Dan memang biarlah abadi
Sedang kita semakin jauh semakin lupa
Tinggalah sudah tatapanmu di sana
Abadi sendiri