Adapun, salah satu jenis puisi yaitu puisi struktural/ tradisional yang dianggap kurang subjektif karena penulis justru dibatasi dalam aturan seperti rima, irama dan jumlah larik dalam bait. Puisi itu subjektif dan subjektivitas membutuhkan kebebasan atau kejujuran sang penulis untuk menulis sesuai apa yang Ia rasakan dan pikirkan tanpa terikat pada kaidah puisi yang dapat mengurangi orisinalitas penulis. Sehingga ketidakorisinalitasan atau ketidakrelevanan puisi dengan penulis adalah bentuk yang mengurangi subjektivitas itu sendiri.
Namun beruntung bagi mereka yang bebas, jenis puisi itu tidak hanya puisi struktural saja. Perkenalkan, Puisi Kamar. Puisi kamar adalah puisi yang paling subjektif karena eksistensi kaidah puisi tidak wajib di sini. Selain itu, Puisi kamar dipandang paling subjektif karena puisinya banyak mengandung bentuk berupa refleksi diri penulis -- apa yang Ia rasakan, apa yang Ia pikirkan, apa yang Ia percaya dalam hidupnya -- sehingga sangat berhubungan dengan filsafat. Selain filsafat adalah Ilmu hidup dan puisi mengandung unsur filsafat di dalamnya, maka jenis puisi kamar sangat "relate" dan dapat mencerminkan pemikiran/ prinsip penulis.
Berdasarkan pembahasan di atas, bila seseorang tertarik untuk menulis puisi tetapi tidak menyukai aturan di dalamnya dan lebih memilih untuk menulis puisi dengan bebas. Maka, kenalilah puisi kamar: untuk puisi ini menganggap opsional kehadiran kaidah puisi dan bentuknya bebas sesuai dengan pemikiran dan perasaan penulis -- menjadikan ini sebagai bentuk puisi bebas yang menjunjung kreativitas tanpa batas.