Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Menerka Asa Emas di Tahun Kuda 2014

19 Februari 2014   18:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40 120 1
Tahun 2013 telah berlalu. Tahun itu menjadi tahun yang kelabu bagi emas karena alih-alih "memancarkan kilaunya", Si Kuning (julukan untuk emas) justru "memudar". Di tahun itu pula emas mengalami koreksi harga yang sangat dalam, bahkan yang paling dalam sepanjang masa, yakni mencapai 30% (year-to-date), sampai akhirnya ditutup di kisaran US$1,204 per troy ons, atau disimpulkan melemah 28% (year-on-year). Kondisi ini menjadi penurunan tahunan (annual loss) pertama dalam 12 tahun terakhir dan sekaligus menjadi rekor terburuk yang pernah ada dalam sejarah harga emas. Ulasan Sejatinya ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penurunan harga emas sepanjang tahun lalu, namun kelihatannya fokus pasar lebih mengerucut pada dua permasalahan utama, yaitu: pengetatan kebijakan moneter (tapering off) dan perbaikan ekonomi negara-negara maju khususnya Amerika Serikat (AS). Secara umum, sinyalemen pengetatan moneter oleh bank sentral AS (The Federal Reserver/The Fed) dinilai cukup mengejutkan. Di tengah-tengah kondisi ekonomi AS yang belum sepenuhnya pulih, tepatnya pertengahan Mei 2013, gubernur The Fed saat itu---Ben S. Bernanke---mengatakan akan menjalankan pengetatan tersebut lebih cepat dari apa yang telah ia perkirakan sendiri sebelumnya. Ini dikatakan mengejutkan karena beberapa prasyarat kala itu masih jauh dari kata "terpenuhi", seperti: tingkat pengangguran---yang masih tinggi---dan tingkat inflasi---yang belum mencapai target. Sontak saja hal ini memicu terjadinya aksi spekulatif oleh para pemilik modal untuk sesegera mungkin mengalihkan asetnya ke dalam mata uang negeri adidaya tersebut. Kondisi yang demikian pada akhirnya berimbas pada harga-harga komoditas, khususnya emas---yang memang dari sebelumnya pun sudah diterpa sentimen negatif. Sekedar mengulas, sebelum isu pengetatan moneter ini muncul emas sudah tertekan oleh rilis data dari International Monetary Fund (IMF) dan World Gold Council (WGC) yang mengatakan bahwa tren permintaan emas sampai akhir tahun 2012---mencakup seluruh aspek termasuk keperluan investasi, teknologi, dan perhiasan---menurun 4% dibanding tahun sebelumnya menjadi 4.405,5 ton, sementara pasokannya relatif tetap di level 4.453,3 ton. Selain itu emas pun tertekan faktor psikologis yang sebabkan oleh aksi segelintir orang yang dianggap memiliki pengaruh besar dalam pasar keuangan, seperti: George Soros, John Paulson, dan Daniel Loeb. Mereka dikabarkan telah menjual hampir seluruh kepemilikannya di perusahaan berbasis emas dikarenakan alasan yang tidak begitu jelas. Tak hanya itu, di tahun lalu emas pun kurang mendapatkan dukungan dari segi teknikal. Sebagaimana sudah penulis analisis pada artikel terdahulu, emas telah menembus batas-batas bawah (support levels) yang secara psikologis akan semakin mendorong komoditas itu untuk terus bergerak turun mendekati support berikutnya. Terlebih jika yang ditembus adalah level support dengan kategori kuat (strong), maka akan lebih sulit bagi emas untuk bisa kembali bergerak naik melewati level tersebut.

Asa Emas di Tahun 2014

Studi Teknikal

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun