Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Masril Koto Sedang Dizalimi

25 September 2014   09:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:36 175 0
Saya sedang berada di Jakarta sebagai peserta Pameran dan Kontes Batu Mulia Indonesia di Mangga Dua Square ketika membaca tulisan Faizah Fauzan dengan judul Mempertanyakan Kebenaran Cerita Masril Koto.  Saya terhenyak, kaget dan emosional membaca setiap paragraf tulisan tersebut. Tidak menyangka sebuah "investigasi yang belum selesai" ini berani dipostingkan oleh Faizah Fauzan.

Acara pameran dan kontes batu mulia sangat ramai pengunjung dan saya wajib melayani setiap peminat yang datang berkunjung ke stand Al Datuk Sibungsu. Ngga sabar rasanya saya akan membantah "investigasi Faizah Fauzan yang belum selesai" itu dengan sebuah tulisan juga.

Lebih menyesakkan lagi saya masih diteror dengan postingan Diana Agustin di Facebook masih dengan nada negatif  ; Setau gw yg namanya award2an ttep aja bisa dibyr, eh malah hrs emg hrs byr. Sanggup dg rupiah2 yang ditawarkan, bisa aja kita dapetin penghargaan ini itu. Apalagi Indonesia gitu lho....(demikian komentar lengkap Diana Agustin)

Laptop...mana laptop, smartphone sedang lowbat.... hingga saya masih harus menahan emosi untuk wajib membela Masril Koto.

Sesampai di penginapan pukul 22.54 Wib tanpa perlu mandi saya langsung menelpon sahabat petani saya yang lugu Masril Koto. Sudah setahun rasanya saya tidak menelpon si Maih yang pintar ini. Nah lho No HP nya masih tersambung, selama 38 menit 37 detik saya menelpon Masril Koto yang ternyata sedang berada di Jambi bersama-sama petani sedang diskusi budidaya jagung. Semua pembicaraan by phone ini saya rekam. Lega rasanya bisa mendengar suara Maih dan dia tetap tertawa khas walaupun awalnya dia merasa tertekan dengan tulisan Faizah Fauzan

Saya mengenal Masril Koto pada tahun 2007 di Baso.  Sengaja saya mencari sosok ini berhubungan dengan posisi saya di kantor saat itu sebagai Penyuluh TOT Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesan,sebuah program Kementrian Pertanian untuk mendukung agribisnis di perdesaan dengan memberikan modal kerja 100 juta ke Gapoktan (Gabungan Kelompoktani)

Masril Koto sedang memberikan materi pelatihan ketika saya datang, menyambut saya dengan ramah. Melihat dia memberikan pelatihan, berbicara dengannya saya menyangka dia adalah sarjana pertanian atau sarjana ekonomi.  Saya keliru...Masril Koto tidak lulus SD!

Jadilah adalah aneh Faizah Fauzan menulis ini : "Begitu saya sampai di Kecamatan Baso, saya perkenalkan diri sebagai orang media dan menyampaikan maksud kedatangan saya untuk mencari informasi tentang Masril Koto pendiri LKMA Prima Tani. Beberapa petugas kecamatan yang saya temui menggeleng, mengatakan tidak tahu. Lalu mereka saling berpandangan"

Entah apa yang ada di pikiran Faizah Fauzan menulis semua keanehan dan kejanggalan yang dia temui tanpa menelaah dan mencernanya.  Saya mengenal nama Faizah Fauzan sahabat seangakatan saya di IPB. Jika ingin mengenal Masril Koto sahabat saya yang lugu dan pintar ini ikutilah aktivitasnya selama tiga hari....dan tidak perlu 3 hari...1 jam berbicara dengannya serta mendengar ide dan harapannya tentang sebuah bank petani anda akan terkagum dengannya!

Saya malah melihat kejanggalan cerita versi tulisan Faizah Fauzan.  Tulisan Faizah Fauzan  :

1.Albersio dan kawan-kawan mengajukan ke pihak Kecamatan ide mendirikan lembaga keuangan untuk petani dan mereka minta dibantu agar didatangkan guru. Lalu Kecamatan menfasilitasi empat sekawan ini berguru dengan Agus Praptomo dan Sugeng Winarto, keduanya pengurus BMT INTI Yogyakarta (cerita ini bisa dikonfrimasi kepda Agus dan Sugeng)

Faktanya adalah  :

1. Yang memfaslitasi kedatangan Agus dan Sugeng Wianrto adalah Dinas Pertanian Propinsi Sumbar dibawah Kepala Ir. Djoni

Faizah Fauzan menulis  :

Lantas dimana posisi Masril Koto? Masril bergabung dengan LKMA Prima Tani tahun 2008 sebagai karyawan yang ditugaskan di bagian penagihan. Namun Masril hanya setahun bertugas.

Faktanya adalah  :

1, Posisi awal Masril Koto adalah Wakil Ketua dan beliau aktif mengurus proses Badan Hukum

Saya tidak akan berlama-lama membahas dan membedah keanehan cerita dalam tulisan Faizah Fauzan ini karena saya paham benar cerita awal berdirinya LKMA Prima Tani yang hebat ini. Saya malah lebih heran kenapa sahabat saya jurnalis ini tidak mengikuti kaidah jurnalistik dalam membuat tulisan?

Begini, bagaimana anda bisa mengugat anugrah Danamon Award ini? Sudahkan anda mencari tahu tahu tentang Danamon Award?

Para peraih Danamon Award dipilih melalui proses seleksi, verifikasi dan penjurian selama bulan Agustus dan September. Lebih dari 200 kandidat dinominasikan masyarakat dari seluruh Indonesia. Panel juri independen menetapkan sepuluh finalis berdasarkan lima kriteria, yaitu: Semangat Bisa dan keberhasilan dalam mengatasi tantangan; hasil (output) dari kegiatan yang dilaksanakannya; kemajuan yang dihasilkan bagi lingkungan sekitar (outcome); dampak meningkatnya pengetahuan dan kemampuan komunitas serta orang-orang yang terlibat, termasuk tingkat ketertarikan para pihak ketiga untuk mendukung dan membantu pengembangannya kedepan (impact); serta keberlanjutan kegiatan (sustainability).
Mereka melakukan kegiatan yang jelas terlihat manfaat dan dampaknya, menyentuh langsung kehidupan dan memberikan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekelilingnya, dalam berbagai bidang antara lain pendidikan, lingkungan hidup, hak azasi manusia dan kesehatan. Mereka berpikir positif, peduli, mengupayakan yang terbaik, untuk dapat bangkit dan mengubah kondisi yang mereka hadapi dengan Semangat Bisa.

Dalam narasinya tentang Masril Koto pihak Danamon menulis... Bersama teman petaninya, Masril Koto (36 tahun) warga Agam, Sumatera Barat mengatasi kesulitan modal petani dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani. Pahami lah kalimat...bersama petani lainnya, yang berarti Danamon dan bahkan Masril Koto tidak menafikan peran kawan-kawan dia lainnya.

Mungkin orang lain beranggapan bahwa sebagai pendiri LKMA dan seperti pemberitaan media lainnya kalau pemuda tidak lulus SD ini berhasil mendirikan LKMA atau Bank Petani kekayaannya melonjak.  Ini adalah pemahaman yang keliru yang diberitakan oleh media massa. Masril Koto tetaplah Masril Koto seperti yang dulu saya kenal. Pemuda yang selalu tertawa renyah ini masih menggunakan motor butut atau menggunakan bus umum mengunjungi sahabat petani di Indonesia.  Dia masih bersemangat memotivasi petani lainnya dalam berusaha tani, berbagi pengalaman dalam mendirikan LKMA atau Bank Petani.

Seorang Faisal Basri sampai terkagum-kagum dengan pemikiran Masril Koto, saya masih ingat ketika Faisal Basri akan membelikan sebuah laptop, si masril Koto menyebutnya 'kalkulator besar". Pada tanggal 22 September 2014 pukul 11 siang saat saya menelpon Masril Koto, dia mengangkat telp dan suara yang terdengar adalah suara Masril Koto sedang memberikan materi. Luar biasa...dia tidak mematikan HP seperti yang sering kita lakukan saat tidak ingin diganggu. Beberapa detik kemudian saya menerima SMS berbunyi (tulisan tidak saya rubah)  : Bentar ya uda.maih lagi bicara.bentar ntar maih yang telp". Subhanalah

Pada kumjungan kedua di LKMA Prima Tani saya pernah bertanya apa hubungannya produk Tabungan Ibu Hamil dengan petani?Dengan lugas Masril Koto mengatakan untuk mensejahterakan petani tidak hanya usaha taninya yang dibantu tapi perlu juga dibantu dan diperhatikan kebutuhan anggota keluarga tani lainnya. Seringkali keluarga tani atau bahkan masyarakat lainnya lupa menabung dan mempersipakan dana saat istri melahirkan. Alangkah baiknya dana tersebut disiapkan dari awal agar petani tidak mengganggu modal kerja usahataninya ketika istri melahirkan. Dan ide produk Tabungan Ibu Hamil ini adalah ide Masril Koto saat masih berkiprah di LKMA Prima Tani

Adakah Masril Koto mendapatkan semua pengetahuan dan kebijaksanaan itu di buku diktat?Tidak...dengan naluri dan kepeduliannya dia berbuat.

Dan tentang postingan Diana Agustin di Facebook yang berburuk sangka Masril Koto meraih penghargaaan Danamon Award, Masril Koto tertawa ngakak mendengarnya....darimana Maih dapat uang Da ha ha

Persoalan pertanian sangat komplek,tidak segampang ilmu di diktat.  Kalau mau memahami tentang pertanian jadilah petani,hiduplah bersama petani.  Atau sekedar melatih kemampuan cukup tanamlah sebatang pohon atau 1 pot bunga dan luangkan waktu anda untuk melihat tanaman itu tumbuh atau mati.


(saya sempatkan diri menulis ini tengah malam setelah merawat istri yang lagi sakit....pelosok desa Solok Selatan)

Tetap semangat Sahabatku!






KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun